Rasa ikhlas turut disampaikan oleh keluarga santri bernama Rafi Catur Okta Mulya (17) ditemukan tewas dalam posisi sujud.
Kakak Rafi, Novita Tri Endah (26), mengaku awalnya sulit menerima kejadian ini. Akan tetapi, dia kemudian bisa ikhlas.
"Awalnya syok enggak terima, kenapa harus adikku? Salah kah dia nyelametin anak juga? Masih sempat-sempatnya loh dia nyelametin orang dalam waktu keruntuhan begitu," kata Novita.
Dia berharap pihak ponpes bisa memperhatikan bangunan ponpes supaya kejadian seperti ini tidak terulang.
"Kalau aku sendiri sama keluarga ikhlas, cuma ingin tahu kejadiannya seperti apa detailnya begitu," katanya.
Sementara itu, keluarga santri bernama Muhammad Sholeh bin Abdurrahman (22 tahun) memilih menolak uang santunan dari pihak ponpes dan mengembalikannya.
Abdul Fattah, kakak kandung Sholeh, mengatakan pihak keluarga berterima kasih atas perhatian dan kepedulian pihak pesantren. Meski demikian, pihak keluarga memilih untuk tidak menerima santunan.
“Kami tidak mau menerima santunan itu bukan karena apa-apa, hanya ingin mendapatkan ridhonya kiai dan guru di pesantren. Semoga doa dan ridha beliau menjadi keberkahan bagi almarhum dan keluarga kami yang ditinggalkan,” kata Abdul Fattah.
Ustaz Achmad Faiq, ayah santri bernama Moch Agus Ubaidillah, juga memilih mengembalikan santunan.
Achmad mengatakan pihak keluarga sudah ikhlas menerima takdir Allah sehubungan musibah yang terjadi.
"Ini kami kembalikan untuk kepentingan pembangunan musala pesantren dan lainnya," kata Achmad, (3/10/2025), dikutip dari Tribun Jatim.
Sementara itu, Dewan Pengasuh Pesantren Al Khoziny, K.H.R. Muhammad Ubaidillah Mujib menyebut santunan untuk keluarga korban adalah bagian dari dukacinta dan permintaan maaf.
“Kami turut berbela sungkawa. Semoga almarhum Sholeh wafat dalam keadaan husnul khatimah, karena meninggal saat salat dan dalam posisi sebagai penuntut ilmu,” kata Mujib.
Pimpinan ponpes akan dipanggil polisi
Kapolda Jatim Irjen Pol. Nanang Avianto mengatakan pemeriksaan dalam kasus Al Khoziny dilakukan secara bertahap.
"Belum (periksa pimpinan ponpes). Kan kami panggil dulu keterangan-keterangan dari saksi-saksi. Nanti semuanya pasti akan mengarah kepada siapa yang bertanggung jawab di situ," kata Nanang di RS Bhayangkara, Surabaya, Rabu.
Dia mengklaim penyidik akan bersikap objektivitas saat memeriksa pimpinan ponpes yang dikenal memiliki pengaruh politik.
"Setiap orang itu sama haknya kedudukannya di dalam hukum. Jadi tentunya apa pun yang akan melekat itu, nanti kami lepaskan dulu," kata dia.
"Supaya kita tahu bagaimana progres ini berlangsung, dan kemudian mengenai pertanggungjawaban kepada hukum, karena kita ingat ini kan negara hukum
Sumber: Tribunnews
Artikel Terkait
Tampang Alex Iskandar, Ayah Tiri yang Culik dan Bunuh Alvaro Kiano
TNI AL Tangkap Dua Kapal Pengangkut Nikel Ore Ilegal untuk PT IMIP Morowali
Banjir dan Longsor Hantam Sumut: 17 Orang Meninggal, 58 Luka-luka
Nekat! Pria di Mamuju Perkosa Teman Wanitanya di Kantor Pemkab, Modus Pulang Kemalaman dan Menginap