Sontak hal ini menimbulkan pro dan kontra. Banyak yang setuju dengan permintaan para WNA tersebut, mengingat Bunaken adalah wilayah wisata. Selain itu, banyak netizen yang berpendapat jika penggunaan toa gereja hingga larut malam untuk menggalang dana pembangunan adalah hal yang tak sesuai dengan identitas gereja itu sendiri.
"Ya salut for opa bule, dia mewakilkan org2 disekitar yg so siksa menahan diri baku mangarti dg kegiatan cari dana dor gereja, krna trg orang manado, sulut paling baku mangarti sx/toleransi sx...mar katu itu no, ada hikmat toh, jgnlah so mengatasnamakan keg gereja, kong so nda ba pikir orang sekitar pe kenyamanan...ππΌππΌππΌπ," tulis akun instagram @cicay1387 mengomentari video WNA tersebut.
"Yaa jujur sih, klo so lewat jam 9 so talebe komang. Kalo smpe dia komplain bgtu, brarti bisa saja dia so lama disni. Asi torang saja jjur jo yg sesama GMIM saja bisa saja merasa terganggu kalo so smpe jam bgtu bcri dana kng putar lagu kuat" mlm". Mo cek dlu, itu klo so lwat jam 9 msh bcri dana ato so cri laeng ini," kata akun @danielmakikama.
Namun, beberapa ada yang kontra dengan protes dari WNA tersebut. Mereka bahkan meminta si WNA untuk meninggalkan Sulawesi Utara jika tidak mau mengikuti tradisi di daerah.
"Ngana mau tinggal dimanado sebagai orang asing π kong mo banya mulu? Kage masyarakat user. (Kamu mau tinggal di Manado sebagai orang asing tapi mau banyak mulut. Nanti masyarakat usir," tulis akun happy_heartzumba77.
Sumber: kumparan
Artikel Terkait
Tampang Alex Iskandar, Ayah Tiri yang Culik dan Bunuh Alvaro Kiano
TNI AL Tangkap Dua Kapal Pengangkut Nikel Ore Ilegal untuk PT IMIP Morowali
Banjir dan Longsor Hantam Sumut: 17 Orang Meninggal, 58 Luka-luka
Nekat! Pria di Mamuju Perkosa Teman Wanitanya di Kantor Pemkab, Modus Pulang Kemalaman dan Menginap