RANTAU – Sosok murah hati itu sudah tiada. Hamidah, namanya. Ia salah satu dari dua korban minibus yang diseruduk Fortuner maut di U-Turn Mekatani Jalan A Yani Kilometer 29 Kelurahan Guntung Payung, Kecamatan Landasan Ulin. Peristiwanya pada Kamis (18/1) dini hari lalu.
Mertua Hamidah, Rahmani mengakui bahwa keluarga si penabrak sempat datang untuk berdamai. “Saya tidak tahu bagaimana keputusannya, karena semuanya tergantung keluarga almarhumah,” ucap nenek yang berusia 70 tahun ini.
Diceritakannya, Hamidah di Pandulangan hanya hidup bersama anaknya yang bernama Saiful. Sekarang Iful duduk di kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN). Iful merupakan anak dari suaminya yang kedua. “Untuk suami pertama, anak saya, sudah lama meninggal. Jadi, ia kawin lagi,” tuturnya.
Baca Juga: Kecelakaan Fortuner vs Minibus BPD Tapin: Mobil Seperti Batu Dilempar
Namun dari pernikahannya dengan suami kedua, tak bertahan lama. Mereka berdua berpisah. Jadi total anak almarhumah ada tiga. “Suaminya pertama, dari anak saya, ada dua anaknya. Sedangkan dari mantan suami kedua, ada satu anak,” jelasnya.
Dari awal pemakaman sampai tahlilan tujuh hari untuk mendoakan almarhumah berlangsung di rumah mertuanya itu. “Termasuk Iful, sementara ini tinggal di sini. Alasannya karena memang senang di sini,” jelas Rahmani.
Kepergian Hamidah membuat warga setempat kehilangan. Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Desa Pandulangan Kecamatan Tapin Tengah itu dikenal selalu membantu warga di sana, terutama berkaitan tugasnya sebagai Ketua BPD. “Ia sosok yang periang. Gampang bercanda dengan warga di sini,” ucap Safiah, Selasa (23/1).
Artikel Terkait
Bengisnya Bripda Waldi Polisi di Jambi: Bunuh-Perkosa Dosen karena Asmara
Tanda Alam Sebelum Raja Solo Wafat, Pohon Besar Tumbang di Pesanggrahan Langenharjo
Dosen Cantik di Jambi Tewas Diduga Diperkosa & Dibunuh Oknum Polisi, Mobil & Sepeda Motor Dibawa Kabur
Mahasiswa di Sibolga Tewas Dikeroyok Gara-gara Tidur di Masjid, Kepala Korban Dihantam Buah Kelapa