Nenek berusia 70 tahun ini mengaku almarhum selalu membantu warga. Terutama yang sudah berusia renta. “Ia mudah berteman, baik muda maupun tua. Almarhumah cepat akrab, selalu bercanda dan suka berbicara,” kenangnya.
Baca Juga: Meski Jadi Tersangka Kasus Laka Maut di Banjarbaru, Sopir Fortuner Tidak Ditahan
Tak hanya itu, almarhumah juga selalu membantu warga untuk berurusan administrasi kependudukan seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP). Jadi kalau mau berurusan, cukup panggil almarhumah. Ia selalu datang. “Kalau selesai, langsung diantarnya,” akunya.
Sebelum bekerja sebagai anggota BPD di Desa Pandulangan, Hamidah merupakan ibu rumah tangga biasa. Bahkan, sempat mau bekerja ke luar negeri. “Sebenarnya ia sudah ke Jakarta waktu itu. Tapi, entah kenapa ia gagal berangkat,” kata Ilham (60), tetangga lainnya.
Ilham memberitahu bahwa orang tua si penabrak telah datang beberapa hari lalu. “Tapi, saya tidak mengetahui persis bagaimana pembicaraannya,” tutur Ilham.
Dikonfirmasi lewat telepon, keluarga almarhum Mirza Febrianto juga menyebut keluarga penabrak telah datang dua hari lalu. "Ia datang sekalian memberi santunan," ucap adik korban, Melly, lewat sambungan telepon WhatsApp.
Upaya Diversi Sudah Dijalankan
Kasus kecelakaan Fortuner maut di Jalan A Yani Km 29 Banjarbaru resmi memasuki tahap baru. Setelah perempuan 16 tahun itu ditetapkan sebagai tersangka, kasusnya memasuki tahap diversi.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: radarbanjarmasin.jawapos.com
Artikel Terkait
Bengisnya Bripda Waldi Polisi di Jambi: Bunuh-Perkosa Dosen karena Asmara
Tanda Alam Sebelum Raja Solo Wafat, Pohon Besar Tumbang di Pesanggrahan Langenharjo
Dosen Cantik di Jambi Tewas Diduga Diperkosa & Dibunuh Oknum Polisi, Mobil & Sepeda Motor Dibawa Kabur
Mahasiswa di Sibolga Tewas Dikeroyok Gara-gara Tidur di Masjid, Kepala Korban Dihantam Buah Kelapa