NARASIBARU.COM -Analis politik Universitas Al-Azhar Indonesia mengkritisi lembaga penegakan hukum yang berpotensi digunakan untuk menghajar Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
Ujang Komarudin bahkan menilai, KPP, yang mengusung Anies Baswedan, terancam ambruk akibat praktik yang diselewengkan oleh lembaga penegakan hukum.
"Ini menjadi problem kita. Kita mengkritisi penegakan hukum yang harusnya ada di tengah," katanya kepada CNN News Indonesia dikutip Liberte Suara, Minggu (18/6/2023).
"Saya melihat ada kemungkinan kaitannya dengan penjegalan Anies Baswedan. Kita melihat bahwa lembaga hukum kita diugunakan untuk menghajar lawan politik tetapi mengamankan kawan politik," terang Ujang.
Sebagai pembanding, Ujang menjelaskan bahwa pada pemilihan presiden (pilpres) 2019, terjadi praktik semacam itu dengan lebih jelas. Masalahnya, praktik ini tidak berbeda dengan yang terjadi sekarang menjelang pilpres 2024.
"Kita punya pengalaman (pilpres) 2019 yang lalu, banyak kalangan lawan koalisi pemerintah yang dipenjarakan, lalu ini clear. Hari ini juga hampir sama," ujarnya, menambahkan.
Korupsi, kata akademisi Universitas Al-Azhar Indonesia itu, menjadi salah satu instrumen yang paling mudah digunakan untuk melemahkan lawan politik pemerintah.
Artikel Terkait
Prabowo Ambil Alih Tanggung Jawab Whoosh? Tunggu Dulu! Puan Mau Bongkar-bongkaran soal Keputusan di Era Jokowi
Respons Keras Said Didu saat Prabowo Sebut Bertanggung Jawab atas Whoosh: Presiden Cabut Taring Purbaya!
Prof Henri Balik Badan Kritik Jokowi: Anaknya Belum Siap, Direkayasa Dipaksakan jadi Wapres
Saut Situmorang: Luhut jadi Dewa Penyelesaian Kebusukan Whoosh