Tokoh Senior Yogyakarta Beberkan Negara Obok-Obok PPP agar Tak Dukung Anies

- Jumat, 19 Mei 2023 | 08:01 WIB
Tokoh Senior Yogyakarta Beberkan Negara Obok-Obok PPP agar Tak Dukung Anies

Syukri memberi catatan, menengok jauh ke belakang, sesungguhnya intervensi pemerintah terhadap PPP sudah dilakukan menjelang Pemilu 2014. Perlu diketahui menjelang 2014, ada perpecahan di PPP yang kemudian berujung upaya menggulingkan Suryadharma Ali.

“Klimaksnya ketika di Mukernas menentukan calon presiden pada saat itu terpecah menjadi dua kelompok, Suryadharma Ali kekeuh mendukung Prabowo Subianto,” jelasnya.

Mantan Wakil Wali Kota Yogyakarta ini berpendapat, pada saat Mukernas ini ada money politics agar PPP tidak mengusung Prabowo Subianto. “Tetapi Allah SWT tetap menghendakinya, dalam vooting ternyata mendukung Prabowo,” ungkapnya.

Kemudian setelah hasil Pilpres 2014, Jokowi menang ada ketidaksukaan terhadap Suryadharma Ali kemudian diproses hukum melalui kasus dana haji. “Soal haji menteri-menteri agama juga seperti itu, kebijakan memberikan bantuan kepada tokoh-tokoh untuk naik haji, itu biasa dilakukan. Tetapi kenapa Suryadharma Ali diproses hukum,” ujarnya bernada tanya.

Setelah Suryadarma Ali runtuh, PPP di bawah kepemimpinan Muhammad Romahurmuziy atau yang akrab disapa Romi. Saat Pemilu 2014, Romi masih taat kepada partai. “Setelah Suryadarma Ali masuk penjara, Romi lalu ambil kebijakan PPP gabung ke rezim,” imbuh Syukri.

Pendiri Partai Ummat ini mengungkapkan, banyak rekayasa rezim untuk menghancurkan PPP. Namun parahnya, elite PPP juga mau diintervensi oleh pihak lain dan tidak istikomah kepada asas keislamannya, tidak istikomah pada misi perjuangan partai. “PPP kini sudah bergeser mengejar jabatan dan kekuasaan dengan meninggalkan idealisme partai,” ungkapnya.

Sumber: kbanews.


Halaman:

Komentar