NARASIBARU.COM -Ketua Majelis Syuro Partai Ummat Amien Rais menjelaskan kedekatan Presiden Jokowi dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di masa lalu.
Menurutnya, keduanya dulu sangat akrab.
Namun, sebaliknya sekarang hubungan Jokowi dan Surya Paloh terpecah.
"Salah satu topik politik sangat hangat saat ini adalah perpecahan antara Jokowi dan Surya Paloh keduanya pernah bersekutu sejak sebelum Jokowi jadi presiden. Namun sekarang dua tokoh politik ini sudah pisah jalan," kata Amien Rais dikutip dari akun Youtube-nya via wartaekonomi, 19 Mei 2023.
Amien juga membahas sifat-sifat keduanya yang punya kesamaan dan pada akhirnya berubah.
"Dua-duanya diasuh oleh kaum oligarki, dua-duanya sangat akrab dengan bandit-bandit oligarki yang sedang dan terus mencoba mengangkangi Indonesia. Ahok pernah mengatakan Jokowi tidak mungkin jadi presiden tanpa bantuan para pengembang," kata Amien.
Amien menilai terpecah hubungan Surya Paloh dengan Jokowi karena ketum Nasdem itu disebut mendapatkan hidaya setelah memberikan dukungan ke Anies Baswedan sebagai capres.
Sementara Jokowi disebutnya mengambil langkah yang menyengsarakan rakyat.
"Ada perbedaan mencolok antara Pak Jokowi dan Pak Surya Paloh. Surya Paloh mendapat hidayah karena setelah lama bergelimbang dengan para oligarki itu mengambil jalan yang sangat mengejutkan tapi positif yaitu ingin melakukan perubahan. Nah sedangkan Jokowi jelas ingin meneruskan langkah-langkahnya yang menyengsarakan rakyat dan menguntungkan kalangan konglomerat.
"Nah mungkin dalam bahasa agama Jokowi bertahan dalam semacam kesesatan, baik kesesatan politik, kesesatan ekonomi, kesesatan moral yang berakhir dengan robohnya demokrasi Indonesia," terangnya.
Sumber: suara
Artikel Terkait
IRONI! Gegara Sang Ayah Dukung Pemakzulan Gibran, Letjen TNI Kunto Arief Wibowo Putra Try Sutrisno Kini Dimutasi
Ini 10 Menteri dengan Kinerja Terbaik, Abdul Muti Peringkat Pertama
Anggota DPR Kritik Dedi Mulyadi: Tak Semua Problem Harus Diselesaikan Tentara!
Lampu Hijau! Menhan Sjafrie Soal Usulan Forum Purnawirawan TNI Makzulkan Gibran: Kami Kaji Lebih Mendalam Lagi