Ia menjelaskan, alasan pemerintah fokus pada pembiayaan uang negara dalam RAPBN 2024 ke dua pos tersebut, karena pembangunan IKN dan Pemilu 2024 memberikan dampak perputaran uang diupayakan merata, serta bisa meningkatkan konsumsi rumah tangga.
“Karena tahun politik biasanya pemerintah membaca dari 2014, 2019 ada kecenderungan kebijakan fiskalnya agak populis, yang berarti anggaran bansos akan dinaikkan, anggaran infrastruktur dikebut, tetapi itu bisa berdampak pada pelebaran defisit anggaran,” urainya.
Selain itu, kalau dilihat dari laju penambahan utang yang cukup tinggi di 2019 hingga April 2023, ada penambahan utang pemerintah lebih dari Rp 3 ribu triliun.
“Atau tumbuh 68 persen. Dari penambahan utang itu juga akan ada konsekuensi belanja bunga utangnya akan berat di 2024,” sambungnya menerangkan.
Sumber: RMOL
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Prof Henri Balik Badan Kritik Jokowi: Anaknya Belum Siap, Direkayasa Dipaksakan jadi Wapres
Saut Situmorang: Luhut jadi Dewa Penyelesaian Kebusukan Whoosh
Ekonom Deteksi Rencana Jahat di Proyek Whoosh Bengkak 1,2 Miliar USD
Prabowo Tegaskan Whoosh Tidak Bermasalah, Negara Sanggup Bayar