"Ketika ditanya siapa yang paling disalahkan, urutan pertama Pak Ganjar, urutan kedua Ibu Megawati, urutan ketiga PDI Perjuangan," ujar Adjie.
Kemudian, alasan kedua dukungan untuknya menurun lantaran persepsi publik terhadap personalita Ganjar. Publik banyak menilai Ganjar bukan sosok pemimpin yang kuat dan Ganjar tidak mampu mengambil keputusan sendiri.
Apalagi, jika melihat posisi Ganjar di internal PDIP. Sebab, setiap keputusan Ganjar harus dikonsultasikan kepada orang yang memberikan surat tugas kepadanya, yaitu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. "Bahkan, dalam FGD kita ada yang menyatakan Pak Ganjar dipersepsikan hanya sebagai calon boneka," kata Adjie.
Baca Juga: Tak Kunjung Terima Tawaran Jadi Cawapres Ganjar, Nasaruddin: Istikharah Dulu
Ketiga, dukungan Ganjar menurun karena buruknya kinerja di Jawa Tengah dalam menangani kemiskinan. Data BPS menunjukkan, Jateng provinsi kedua termiskin di Pulau Jawa dengan persentase kemiskinan 10,98 persen.
Selain itu, angka kemiskinan di Jawa Tengah melampaui persentase rata-rata kemiskinan nasional. Bahkan, Adjie menambahkan, pada 2022 saja, rata-rata kemiskinan nasional 9,57 persen, tidak sebesar Jawa Tengah. "Sebagai Gubernur Jateng dua periode, Ganjar dianggap gagal menangani isu kemiskinan. Padahal, isu kemiskinan dalam survei yang kita lakukan dari tahun ke tahun salah satu isu prioritas," ujar Adjie.
Sumber: kontenjatim
Artikel Terkait
Gus Yahya Tantang Rais Aam Makzulkan Dirinya di Muktamar PBNU
Roy Suryo Bersumpah: Demi Allah Lembar Pengesahan Skripsi Jokowi Tidak Ada
Prabowo Perintahkan Audit Empat RS Papua Usai Tragedi Ibu Hamil
Ahmad Ali Terang Benderang Lecehkan Megawati