NARASIBARU.COM - Kubu pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) melalui tim hukumnya meminta 4 menteri Jokowi dihadirkan sebagai saksi dalam sidang sengketa hasil Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).
Adapun empat menteri itu adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Sosial Tri Rismaharini, dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.
Permintaan itu disampaikan Ketua Tim Hukum AMIN, Ari Yusuf Amir, di ruang sidang MK, Jakarta, Kamis (28/3/2024) malam.
Dalam kesempatan itu, Kuasa Hukum Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis juga meminta agar majelis hakim MK bisa membantu menghadirkan dua menteri Jokowi.
Dua menteri yang diharapkan hadir yakni Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Sosial Tri Rismaharini.
Todung menjelaskan kehadiran Sri Mulyani kaitannya dengan kebijakan fiskal, sedangkan kehadiran Tri Rismaharini untuk mengetahui terkait bansos.
Respons MK
Ketua MK Suhartoyo menjelaskan pihaknya akan mempertimbangkan permohonan saksi yang diajukan.
Sebab dalam perkara sengketa bersifat adversarial, MK harus berhati-hati karena ada irisan-irisan keberpihakan jika majelis hakim memanggil orang tertentu selaku saksi atau ahli pemohon.
Untuk itu jika nantinya dihadirkan menteri-menteri yang dipanggil itu bukan sebagai saksi atau ahli pemohon, tetapi pemanggilan tersebut atas dasar kebutuhan Mahkamah.
"Mahkamah bisa memanggil sepanjang diperlukan oleh Mahkamah. Bisa jadi yang diusulkan tadi memang diperlukan. Sangat bergantung pada pembahasan kami di rapat permusyawaratan hakim," ujar Suhartoyo.
"Sehingga nanti kalau dihadirkan juga, Mahkamah yang memerlukan. Sehingga para pihak tidak boleh mengajukan pertanyaan-pertanyaan," sambung Suhartoyo.
Sosok Menteri Airlangga Hartarto
Airlangga Hartarto saat ini menjabat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
Jabatan politiknya saat ini adalah Ketua Umum Partai Golkar.
Airlangga adalah politisi senior menjadi Anggota DPR RI 3 periode sejak tahun 2004.
Selain menjabat di kursi DPR, Airlangga juga ditunjuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar tahun 2017.
Sebelum memasuki politik, Airlangga adalah seorang pengusaha. Dia diketahui memiliki banyak bisnis di perusahaan berbeda.
Di antaranya adalah PT Graha Curah Niaga yang bergerak di bidang agraria, PT Jakarta Prime Crane, dan PT Bisma Narendra.
Tercatat, dia pernah menduduki posisi Presiden Komisaris di PT Fajar Surya Wisesa Tbk, Bekasi, tahun 1987.
Kemudian tahun 1994, dia kembali menjabat sebagai Presiden Komisaris di PT Ciptadana Sekuritas.
Artikel Terkait
Reaksi Jokowi Usai Tahu Logo Wajahnya Dibuang Ormas Projo
Soal Projo Merapat ke Gerindra, Pengamat Sebut Strategi Penyusupan Jokowi
Budi Arie Sama Saja Bunuh Diri Masuk Gerindra
Momen Prabowo Tanya Budi Arie, PSI atau Gerindra Kau?