NARASIBARU.COM - Jokowi merespons santai dan tenang terkait isu adanya pengajuan terkait pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Namun beda dengan pakar digital forensik, Roy Suryo.
Tawa lepas Roy Suryo justru pecah ketika membahas isu soal pemakzulan Gibran ini.
Diketahui, Gibran tengah diisukan untuk dimakzulkan setelah hal itu diajukan oleh sejumlah purnawirawan TNI.
Baru-baru ini, Gibran kembali menjadi pembicaraan banyak orang karena akun media sosialnya mem-follow akun judi online.
Bahkan Gibran disebut-sebut mem-follow akun judi online ini sebanyak tiga akun.
Roy Suryo disebut-sebut sebagai sosok yang membongkar akun judi online yang di-follow Wakil Presiden tersebut.
"Sebenarnya bukan saya yang menemukan, tapi ini kita menemukan bersama. Yang menemukan adalah BIN, badan intelejen netizen," ucap Roy tertawa dikutip dari Youtube Sentana TV, Jumat (6/6/2025).
Roy kemudian tertawa lepas ketika mencoba memamerkan kaosnya di acara podcast tersebut.
Kaos tersebut merupakan kaos berwarna hitam dengan tulisan Fufufafa dan gambar orang main laptop.
"Fufufafa sedang main judi online," ucap Roy sambil memamerkan kaosnya dan tertawa keras.
Diketahui, Fufufafa ini merupakan nama akun media sosial yang diisukan milik Gibran, dan itu diyakini oleh Roy Suryo.
Namun Roy sendiri menyebut bahwa Gibran sendiri memang belum mengakui kepemilikan akun Fufufafa ini.
Respons Jokowi Soal Isu Pemakzulan Gibran
Presiden RI ke-7 Joko Widodo atau Jokowi merespons santai terkait isu permintaan pemakzulan Gibran Rakabuming Raka ini.
Jokowi menyebut bahwa negara Indonesia memiliki sistem ketatanegaraan.
"Ya negara ini kan negara besar yang memiliki sistem ketatanegaraan. Ya diikuti saja proses sesuai sistem ketatanegaraan kita," kata Jokowi dikutip dari Kompas TV.
Jokowi mengaku biasa saja ketika ada pihak yang bersurat meminta Gibran dimakzulkan.
Karena itu, kata dia, adalah dinamika demokrasi.
"Bahwa ada yang menyurati seperti itu, itu dinamika demokrasi kita, biasa saja, biasa. Dinamika demokrasi kan seperti itu," ujarnya.
Jokowi pun mengaku tidak merasa sakit hati terkait isu tersebut.
"Hm ?, biasa saja," ucap Jokowi.
Dia menyebutkan bahwa pemiliha presiden di Indonesia ini satu paket, bukan sendiri-sendiri seperti di negara Filipina.
"Pemilihan presiden kemarin kan satu paket, bukan sendiri-sendiri kayak di Filipina itu sendiri-sendiri, di kita kan satu paket." kata Jokowi.
"Sistem ketatanegaraan kita memiliki mekanisme yang harus diikuti, bahwa pemakzulan itu harus presiden atau wakil presiden misalnya korupsi, atau melakukan perbuatan tercela, atau melakukan pelanggaran berat. Itu baru," ungkap Jokowi.
Sumber: Tribun
Artikel Terkait
Langkah Politik Jokowi Sulit Ditebak, Pengamat: Dia Akan Terus Berusaha Pengaruhi Pemerintahan Prabowo
4 SKENARIO Politik Pasca-Pilpres 2024: Gibran Dibonsai, Jokowi Tersingkir, Prabowo Terkepung
Prof. Jimly Prediksi Prabowo Bakal Lindungi Gibran dari Upaya Pemakzulan
PDIP Digadang Masuk Koalisi Bikin Genk Solo Meradang