"UMKM seperti mbah Ngatening ini harus disuport oleh pemerintah, ini adalah tulang punggung ekonomi kerakyatan, ada ribuan masyarakat yang mengantungkan hidup dari usaha ini," pungkas Mas Teguh.
Ngatening 70 tahun adalah salah satu perajin marning jagung, ia sudah merintis usaha camilan legendaris ini sejak empat tahun lalu, saat musim kemarau dimana kondisi panas stabil, ia bisa produksi hinga 15 Kg - 25 Kg, tapi saat musim hujan produksi tidak pasti.
Baca Juga: Mas Teguh Dengarkan Curhat Perajin Tahu Ledok Kulon, Bojonegoro
"Nek pas tigo niku lumayan mas iso 15 kilo sampek 25 kilo, nek musim udan ora pasti, (Kalau musim kemarau lumayan mas, bisa 15 Kg - 25 Kg, tapi kalau musim hujan tidak pasti)," ungkap Mbah Ngatening.
Untuk bahan baku jagung mentah sangat melimpah, namun harganya naik turun, untuk saat ini Rp. 6000 / Kg. Harga ini cukup tinggi, ia berharap harga segera turun.
Untuk harga marning produksinya ini ia jual Rp. 5000 per bungkus. Ia jual di sekitar Baureno dan Babat. Meski keuntungannya kecil namun sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. (Red)
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: radarbojonegoro.jawapos.com
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
MBG di Boyolali Disabotase: Ratusan Paket Ditarik, Ada Orang Asing Masuk Kelas!
Biar Bosmu Tahu! Viral Bobby Nasution Razia Truk Pelat Aceh di Sumut Demi Kejar PAD Triliunan
VIRAL Kain Kafan dan Kerangka Manusia Berserakan di Area Proyek Tangerang
Fakta-Fakta Kesiapan IKN Jadi Ibu Kota Politik 2028, Cuma Cuap-Cuap Belaka?