DENPASAR, radarbali.id – Sengketa lahan seluas 6,6 are yang di klaim Nyoman Suarsana Hardika alias Nyoman Liang berbuntut pa jang.
Setelah melaporkan dugaan tindak pidana membuat akta palsu dan memberikan keterangan palsu di akta otentik, kali ini kuasa hukum Puri Agung Denpasar, I KETUT KESUMA,SH mengadukan Notaris/PPAT Made Hendra Kusuma, SH, dugaan pelanggaran etik kepada dewan etik Ikatan Notaris Indonesia (INI) Provinsi Bali.
Lho Kenapa?. Usut punya usut, ternyata di kantor notaris Made Hendra Kusuma inilah di buat Akta Perdamaian No.4 Tahun 2023 yang pembuatannya didasarkan pada akta Perjanjian Jual Beli (PPJB) No. 100 dan No. 101 tahun 2014 yang di pakai untuk pengangaktan sita di Pengadilan Negeri Surakarta dan di pakai juga untuk membuat AJB No 16/2023 tanggal, 27 September 2023 dan di gunakan utk pendaftaran peralihan hak tanah yang terletak di Badak Agung ke kantor BPN Kota Denpasar.
Baca Juga: Gegara Mabuk Tuak, Buruh Bangunan Asal Jember Nyungsep ke Jurang, Begini Akhirnya
“Yang bermasalah, dua orang pada kedua akta No. 100 dan 101 sudah meninggal dunia, mengapa ada perjanjian,” sesal, Kesuma, dengan nada tanya, saat membeber fakta dugaan pelanggaran etik dimaksud (12/1/2024) lalu.
Dua orang yang telah meningal dunia ialah, Tjokorda Ngurah Mayun Samirana alias Ida Tjokorda Pemecutan (alm) dan Anak Agung Ngurah Oka. Sementara seorang lagi saksi hidup yakni, Anak Agung Gede Agung Joniarta.
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
UAS Kutip Hadist Usai Gubernur Riau Abdul Wahid yang Didukungnya Kena OTT KPK
Terjaring OTT KPK, Anak Buah Cak Imin Ini Punya Harta Rp4,8 Miliar
Khawatir Diganggu, Subhan Palal Rahasiakan Saksi Ahli Ijazah Gibran
UAS Bantah Gubernur Riau Kena OTT KPK, Cuma Dimintai Keterangan Katanya