Hal ini tentunya dapat berdampak buruk bagi rakyat Indonesia. Salah satunya dirasakan oleh petani yang kini harus membeli bibit dengan harga yang mahal.
Selain itu, petani tidak memiliki kewenangan untuk menentukan harga hasil pertanian.
Harga hasil pertanian kini justru ditentukan oleh para pemain di pasar.
Gatot menuturkan, apabila pemerintah memiliki tanggung jawab, maka pemerintahlah yang akan menentukan harga hasil pertanian tanpa merugikan petani, serta memberikan pelatihan-pelatihan kepada mereka.
Hal yang sama juga harus dilakukan kepada para peternak di dalam negeri. Tujuannya agar rakyat dapat membeli hasil pertanian dan peternakan dengan harga terjangkau.
Bahkan, ketika harga sedang turun, pemerintah disarankan untuk membeli dari para petani dan peternak dengan harga normal untuk mencegah kerugian pada rakyat.
"Itulah BULOG yang sebenarnya, itu tugasnya, bukan jadi BUMN," tegasnya.
Lebih lanjut, Gatot mengatakan Indonesia memiliki kelebihan dibandingkan dengan negara-negara lain, di mana Indonesia berada di garis khatulistiwa sehingga beriklim tropis.
Karenanya, rakyat Indonesia pun bisa bercocok tanam sepanjang tahun.
Meski memiliki iklim tropis dan tanah yang subur, tetapi Gatot menyebut Indonesia masih kalah dengan Belanda.
"Inilah sebenarnya yang harus sama-sama kita pikirkan bahwa negara kita ini sekarang dilanda krisis," ujarnya.
Salah satu alasan Indonesia dilanda krisis menurut Gatot adalah karena membludaknya jumlah umat manusia di bumi. Selain itu, minyak pun sudah mulai langka.
Gatot mengungkapkan, meski Indonesia kaya akan sumber daya alam, tetapi rakyatnya masih miskin.
Menurut Gatot, rakyat Indonesia masih miskin yakni karena disebabkan oleh kapitalisme.(*)
Sumber: kilat
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Mulai 1 Februari 2025, Elpiji 3 kg Tak Lagi Dijual di Pengecer
Peringatan BMKG: Gempa Megathrust Mentawai-Siberut Tinggal Menunggu Waktu, Bisa Capai M 8.9
Prihatin Soal Konflik PKB vs PBNU, Komunitas Ulama dan Nahdliyin Keluarkan 9 Rekomendasi
Cabut Pasal Penyediaan Alat Kontrasepsi, DPR: Jangan Buka Ruang Generasi Muda untuk Berzina!