“Dalam hal ini mereka menciptakan sebuah sistem, ini sangat berbeda dengan apa yang ada di sekolah Islam. Biasanya, sekolah-sekolah Islam itu mengedankan doktrin, kemudian romansa masa lalu dan wacana-wacana,” jelasnya.
Guru Gembul pun mengungkapkan pengalamannya terkait hal itu saat mengajar di sekolah Kristen dan sekolah Islam.
“Waktu dulu saya ngajar di sekolah Kristen dan sekolah Islam, itu memang hawa-hawanya beda banget,” ungkapnya.
Menurut Guru Gembul, di sekolah Kristen mereka mengajarkan anak-anak didiknya untuk mengantisipasi masa depan agar tak kalah bersaing dengan orang-orang di Eropa dan China.
“Sekolah Kristen, datangin kumpulin rapat, apa yang mereka katakan? ‘Kita harus ciptakan pendidikan yang mengantisipasi masa depan itu, kita bangun anak-anak kita untuk bisa bersaing di masa depan dengan orang-orang Eropa dengan orang-orang China, terhadap teknologi-teknologi itu’. Nah mereka berpikirnya itu masa depan, kualitas,” bebernya.
Berbeda halnya dengan sekolah Kristen, kata Guru Gembul, sekolah Islam hanya mengajarkan anak-anak didik mereka tentang peradaban Islan di zaman dulu.
“Orang-orang Islam sebaliknya, ketika belajar mereka mengajarkan ‘anak-anak lihatlah di zaman dulu, Al Farobi sudah menciptakan musik, itu hasil peradaban Islam,” ujarnya.
Hingga berita ini dimuat, belum ada tanggapan dari pihak Kementerian Agama maupun pihak sekolah-sekolah Islam terkait pernyataan Guru Gembul yang membandingkan antara sekolah Kristen dengan sekolah Islam tersebut.
Sumber: suara
Artikel Terkait
Mulai 1 Februari 2025, Elpiji 3 kg Tak Lagi Dijual di Pengecer
Peringatan BMKG: Gempa Megathrust Mentawai-Siberut Tinggal Menunggu Waktu, Bisa Capai M 8.9
Prihatin Soal Konflik PKB vs PBNU, Komunitas Ulama dan Nahdliyin Keluarkan 9 Rekomendasi
Cabut Pasal Penyediaan Alat Kontrasepsi, DPR: Jangan Buka Ruang Generasi Muda untuk Berzina!