“Selama sembilan tahun ini pula sekitar seratus juta rakyat Indonesia kehilangan akses pada pekerjaan yang layak, terjebak dalam kemiskinan dan stunting, serta merosotnya secara terus menerus kualitas hidup,” ucap Muhyiddin.
Menurut Tiga Pilar, di tengah krisis tersebut, Presiden terus berusaha memperpanjang kekuasaan dan pengaruhnya menjelang Pemilu 2024.
“Hal tersebut dilakukan dengan ‘cawe-cawe’ politik, baik melalui pengarahan terhadap partai politik tertentu maupun mengarahkan kekuasaan negara untuk memenangkan calon presiden pilihannya,” tuturnya.
Sementara itu, Koordinator Tiga Pilar Yusuf Martak menjelaskan, mosi tidak percaya ini merupakan hasil dari acara Refleksi Kemerdekaan Bangsa yang digelar pada 12 Agustus 2023. Adapun tema yang diusung saat itu ialah ‘Evaluasi untuk Perbaikan Kepemimpinan Bangsa.’
Walaupun menurutnya tidak mudah, tetapi Yusuf berharap agar mosi tidak percaya yang dideklarasikan pihaknya dapat sampai ke DPR.
“Mungkin ini upaya-upaya maksimal yang bisa kita lakukan,” tutupnya.*
Sumber: forumkeadilan
Artikel Terkait
Mulai 1 Februari 2025, Elpiji 3 kg Tak Lagi Dijual di Pengecer
Peringatan BMKG: Gempa Megathrust Mentawai-Siberut Tinggal Menunggu Waktu, Bisa Capai M 8.9
Prihatin Soal Konflik PKB vs PBNU, Komunitas Ulama dan Nahdliyin Keluarkan 9 Rekomendasi
Cabut Pasal Penyediaan Alat Kontrasepsi, DPR: Jangan Buka Ruang Generasi Muda untuk Berzina!