Untuk memenuhi kebutuhan pangan, Johanes menuturkan, para warga mengonsumsi makanan yang masih tersisa.
“Mereka hanya mengonsumsi apa yang masih ada,” ucap Johanes.
Tidak hanya itu, Johanes mengungkapkan, kondisi perekonomian warga Rempang yang bekerja sebagai nelayan kini juga terganggu.
Para pria yang biasa melaut kini menjadi takut berangkat bekerja.
Sebab, mereka khawatir rumahnya digusur aparat ketika mencari ikan di laut cukup lama.
“Mereka, para bapaknya, itu cenderung khawatir melaut karena takut kalau lama di laut, pulang sudah digusur dan seterusnya,” tutur Johanes.
Seperti diketahui, bentrokan antara warga Pulau Rempang dengan aparat terjadi karena rencana relokasi warga Pulau Rempang, Galang, dan Galang Baru.
Relokasi itu dilakukan karena pulau itu disebut masuk dalam kawasan pengembangan investasi yang akan dijadikan Kawasan Rempang Eco-City.
Sumber: kompas
Artikel Terkait
Mulai 1 Februari 2025, Elpiji 3 kg Tak Lagi Dijual di Pengecer
Peringatan BMKG: Gempa Megathrust Mentawai-Siberut Tinggal Menunggu Waktu, Bisa Capai M 8.9
Prihatin Soal Konflik PKB vs PBNU, Komunitas Ulama dan Nahdliyin Keluarkan 9 Rekomendasi
Cabut Pasal Penyediaan Alat Kontrasepsi, DPR: Jangan Buka Ruang Generasi Muda untuk Berzina!