Ketua BEM Universitas Indonesia (UI) Melki Sadek menyatakan bahwa mimbar demokrasi ini merupakan bukti bahwa mahasiswa, khususnya generasi-Z tidak tertidur melihat ketidakadilan di Indonesia. “Kami peka dan kritis tentang kebijakan publik yang akan berdampak pada demokrasi ke depannya.
Saatnya kita menentukan. Memilih calon yang mencoreng konstitusi atau yang berjalan sesuai konstitusi,” tegasnya.
Budayawan Butet Kartaredjasa yang hadir memberikan semangat kepada ribuan mahasiswa menegaskan bahwa, apa yang terjadi saat ini menggambarkan bahwa Indonesia sedang tidak baik-baik saja.
Seseorang yang dipercaya membawa kesejahteraan demokrasi justru ujung-ujungnya mencederai demokrasi itu sendiri. Baginya, apa yang dilakukan mahasiswa saat ini, yakni berkumpul dan menyuarakan pendapat adalah ikhtiar menyelamatkan bangsa dan negara.
"Saya dan berjuta rakyat Indonesia sejak Oktober lalu kena prank. Kami menjaga role model pemimpin yang bisa dibanggakan tiap zaman, tapi gagal. Kita berkumpul untuk duka demokrasi yang sama.
Ini ikhtiar untuk menyelamatkan bangsa dan negara, jangan sampai alat negara digunakan untuk mencederai demokrasi," tegasnya. "Inilah saatnya untuk melawan," timpal seniman Eros Djarot.
Sumber: tvOne
Artikel Terkait
Mulai 1 Februari 2025, Elpiji 3 kg Tak Lagi Dijual di Pengecer
Peringatan BMKG: Gempa Megathrust Mentawai-Siberut Tinggal Menunggu Waktu, Bisa Capai M 8.9
Prihatin Soal Konflik PKB vs PBNU, Komunitas Ulama dan Nahdliyin Keluarkan 9 Rekomendasi
Cabut Pasal Penyediaan Alat Kontrasepsi, DPR: Jangan Buka Ruang Generasi Muda untuk Berzina!