Fenomena Krismuha ini awalnya berasal dari penelitian yang dilakukan Abdul Mu’ti dan Fajar Riza Ulhaq yang kemudian disusun dalam buku utuh dengan judul Kristen Muhammadiyah: Mengelola Pluralitas Agama dalam Pendidikan.
Fajar menjelaskan bahwa buku KrisMuha itu merupakan salah satu kontribusi Muhammdiyah dalam membangun toleransi di Indonesia.
"Inilah kontribusi Muhammadiyah dalam membangun generasi Indonesia yang lebih toleran, inklusif, dan terbiasa hidup bersama dalam perbedaan,” kata Fajar.
Di sisi lain, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir membeberkan bahwa varian baru Kristen Muhammadiyah diharapkan dapat membangkitkan kesadaran bersama akan keberagaman agama, suku, ras, dan kelompok di Indonesia.
“Kemajemukan adalah Pelangi yang indah untuk merajut hidup toleran sarat penghormatan, perdamaian, dan saling memajukan,” ujar Nashir.
Sumber: poskota
Artikel Terkait
Mulai 1 Februari 2025, Elpiji 3 kg Tak Lagi Dijual di Pengecer
Peringatan BMKG: Gempa Megathrust Mentawai-Siberut Tinggal Menunggu Waktu, Bisa Capai M 8.9
Prihatin Soal Konflik PKB vs PBNU, Komunitas Ulama dan Nahdliyin Keluarkan 9 Rekomendasi
Cabut Pasal Penyediaan Alat Kontrasepsi, DPR: Jangan Buka Ruang Generasi Muda untuk Berzina!