Gila Massal di Israel! Gangguan Mental Warga Melonjak 350% akibat Serangan Rudal Iran

- Jumat, 20 Juni 2025 | 15:25 WIB
Gila Massal di Israel! Gangguan Mental Warga Melonjak 350% akibat Serangan Rudal Iran


NARASIBARU.COM - 
Langit Tel Aviv menjadi medan perang, sirene merawung tanpa henti. Rudal berjatuhan tanpa ampun, ledakan terdengar di setiap sudut kota.

Warga Israel yang biasanya hanya melihat penderitaan warga Gaza, mereka kini menyaksikan perang itu masuk ke ruang tamu mereka sendiri. 

Bukan lagi Gaza, bukan lagi Lebanon, kini tanah mereka dihantam tanpa ampun oleh rudal-rudal dari langit Iran.

Suara-suara panik terdengar dari dalam bunker dan di luar sana markas Mossad terbakar. Rumah-rumah leluh lantah dan hanya menyisakan puing-puing. 

Perdana Menteri (PM) Israel, Netanyahu tidak mau berhenti, tapi di tengah kehancuran ini dunia justru menyaksikan sisi lain dari Israel sebagai korban dari ketakutannya sendiri. 

Gangguan Mental Warga Israel Melonjak


Tak butuh waktu lama sejak Iran meluncurkan serangan balasan, ledakan besar mengguncang pusat-pusat kota Israel seperti Tel Aviv, Ramat Gan, Rison Lezion, Haifa, Petah Tikva, dan Hebron jadi sasaran utama. 

Beberapa rudal sukses menembus sistem pertahanan berlapis yang selama ini dibanggakan Israel. 

Rumah-rumah rata dengan tanah, gedung-gedung apartemen berguncang hebat.

"Kami sedang menonton berita di komputer. Tiba-tiba ledakan membuat seluruh bangunan bergoyang. Ketika kami buka pintu, ruang tamu kami penuh asap." ujar warga Israel dikutip The Times of Israel.

Lantai bawah gedung mereka luluh lantah, air mengalir dari tembok, pintu berterbangan, dan lobi gedung rusak total. 

Di tempat lain, seorang pria lanjut usia ditemukan tewas tertimpa dinding yang ambruk.

Korban luka terus bertambah, warga bahkan menyaksikan kobaran api dan pecahan kaca besar berserakan di jalan hanya beberapa meter dari tempat tidur mereka.

Ketika rudal-rudal menghantam bunker dan tempat perlindungan bukan lagi jadi solusi, tapi berubah jadi sumber kepanikan baru. 

Sirene peringatan menggelegar jutaan warga berhamburan ke ruang bawah tanah.

Namun banyak tempat perlindungan sudah penuh sesak, tangga apartemen jadi kamar darurat, stasiun bawah tanah jadi tempat mengungsi, bahkan ruang fitness yang memiliki akses ke bawah tanah tetap buka karena disebut sebagai tempat paling aman di tengah malam.

Di beberapa lokasi, warga yang hendak keluar dari shelter justru dihalangi oleh pasukan keamanan.

Kekacauan makin parah, ketakutan berubah jadi kekalutan. Beberapa bahkan berebut ruang di bunker sambil membawa anak-anak mereka yang ketakutan.

Sementara itu, pemerintah memberlakukan sensor ketat atas dokumentasi kejadian.

Warga yang mengunggah rekaman serangan rudal langsung ditangkap dan media asing dilarang menyiarkan langsung gambaran kehancuran.

Bahkan jika melihat langsung update di media sosial Snapchat, media populer di Timur Tengah, tidak ada aktivitas terbaru dari kawasan Israel, Tel Aviv dan sekitarnya. 

Lebih parah lagi, warga tidak lagi percaya pada keamanan negaranya sendiri

"Saya naik atap untuk melihat rudal. Saya lihat kilat dan ledakan. Tapi tidak ada berita apapun. Mungkin mereka tidak mau kita tahu betapa dekatnya kehancuran itu." ungkap warga korban perang Israel-Iran dikutip Aljazeera.

Di balik suara ledakan dan puing bangunan yang berserakan, ada suara yang jauh lebih sunyi tapi lebih menakutkan. Jeritan batin rakyat Israel.

Pusat Trauma Israel Terima Banyak Panggilan


Sebuah laporan dari media Ibrani Maariv mengungkapkan fakta mengejutkan. Dalam hitungan jam setelah serangan rudal Iran, jumlah panggilan ke pusat bantuan trauma di Israel meningkat hingga 350%.

Asosiasi Pusat Trauma Israel menyebut bahwa masyarakat kini mengalami tekanan mental luar biasa. 

Gejala yang dilaporkan serangan panik, gemetar tanpa henti, tangis histeris, detak jantung tak terkendali, dan rasa takut yang melumpuhkan.

Banyak yang bahkan tidak berani keluar dari bunker selama berjam-jam meskipun sudah tidak ada peringatan bahaya. 

"Orang-orang menelepon sambil menangis. Mereka bilang mereka merasa kehilangan kendali atas hidup mereka sendiri.  Beberapa terlalu takut untuk membuka pintu." jelas Direktur Jenderal Asosiasi, Efrat Shafrut.

Efek psikologisnya meluas ke seluruh lapisan masyarakat dari anak-anak, orang tua hingga diaspora Yahudi di luar negeri. 

Media-media Israel pun berubah haluan. Jika biasanya mereka tampil dengan nada agresif, penuh kebanggaan militer, kali ini isi berita dipenuhi gambaran tangisan, rumah runtuh, dan korban sipil.

Analis politik menyebut ini sebagai trauma nasional pertama Israel sejak negara itu berdiri. 

Bukan hanya karena rudal Iran menghantam kota-kota besar, tapi karena untuk pertama kalinya warga Israel tahu rasanya hidup dalam ketakutan total. 

Sumber: disway

Komentar

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini