Palestina, lanjut dia, tidak butuh janji dan kata-kata lagi, melainkan tindakan konkret untuk membebaskannya dari penderitaan yang diciptakan Israel dan Amerika Serikat (AS).
"Kita sudah cukup bicara, saatnya bagi pedang kebebasan atau kematian BolĂvar," kata Petro.
Menurut Petro, setelah Palestina bisa saja Israel menargetkan negara lain yang menentang sikapnya. Petro juga mengaitkan kehadiran militer AS di Karibia dengan dalih untuk memerangi kejahatan narkoba.
"Mereka tidak hanya akan mengebom Gaza, bukan hanya Karibia, seperti yang telah mereka lakukan, tapi seluruh umat manusia yang menuntut kebebasan," tuturnya.
Dia menuduh AS dan NATO sedang beruaha membunuh demokrasi serta membantu menghidupkan kembali tirani dan totalitarianisme dalam skala global
Sumber: inews
Artikel Terkait
Dari Job Fair, Zidan Pemuda Bertubuh Mungil Kini Diterima Kerja di Transjakarta
Pemerintah Targetkan RUU Redenominasi Rupiah Rampung 2027
Pelaku Peledakan SMAN 72 Jakarta Diduga Unggah Rencana Aksi di TikTok, Dilakukan 8 Jam Sebelumnya
Jenazah Mantan Ketua KPK akan Dimakamkan Sore Ini di San Diego Hills