“Masih berputar-putar di wilayah simbolik. Tentu ini sangat perlu untuk disesalkan,” tuturnya lewat akun media X, Rabu (29/11).
Semua itu, sambung Fahri, memang menggambarkan kualitas dari demokrasi Indonesia yang sangat didominasi oleh para pimpinan partai politik. Mereka tidak kunjung membawa politik masuk ke dalam isu-isu yang penting bagi masa depan generasi mendatang.
Kesulitan untuk keluar dari pesan-pesan simbolik tentang masa lalu dan keterjebakan Indonesia dalam politik aliran dan ideologi, dapat dianggap sebagai penegasan tentang kentalnya polarisasi politik. Padahal semua pihak sudah sepakat bahwa polarisasi harus ditinggalkan.
“Tapi di sisi yang lain juga menggambarkan betapa sulitnya merumuskan satu narasi kebangsaan yang dapat meninggalkan kita dari jeratan dan jebakan politik masa lalu, yang tidak baik untuk diteruskan,” tutupnya
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Suami Wardatina Mawa Akui Sudah Menikah dengan Inara Rusli, Tunjukkan Bukti: Maskawin-Saksi Nikah
Menhan Sjafrie Warning Bahaya! Ada Negara dalam Negara, TNI Langsung Disiagakan Amankan Bandara IMIP
Isu Bandara Ilegal PT IMIP Diungkap, Said Didu: Pintu Masuk Skandal Tambang Era Jokowi?
Cara Download Snack Video Tanpa Watermark Tercepat dan Paling Mudah 2026