Kecaman keras itu ditulis jurnalis Haaretz, Ben Samuels, yang merupakan koresponden untuk liputan Amerika Serikat (AS), berbasis di Washington.
"Menyambut tokoh beracun tersebut (Elon Musk) dengan tangan terbuka dan mengajaknya berkeliling di lokasi pembantaian yang telah diremehkan dan ditolak dalam pengawasannya terhadap X/Twitter seharusnya menjadi noda bagi warisan Netanyahu," tulis Ben Samuels.
Sambutan hangat Netanyahu kepada Elon Musk dinilai berlebihan, layaknya pemimpin negara menyambut pahlawan. Padahal selama ini pendiri Tesla dan SpaceX itu mendorong sikap anti-semitis/anti-Yahudi. Dia juga menolak sensor di X terhadap pernyataan dan pandangan itu.
Sikap tersebut membuat sejumlah brand terafiliasi Israel, menghentikan iklan di media sosial X . Sebut saja IBM, Apple, dan Disney. Selain itu juga ada Amazon, Coca-Cola dan Microsoft. Kaburnya para pengiklan itu bisa membuat X kehilangan pendapatan USD 75 juta atau Rp 1,1 triliun.
Sumber: kumparan
Artikel Terkait
Polemik Ijazah, Denny Indrayana: Sumber Masalahnya Ada di Pak Jokowi
Mahfud MD Sentil PBNU, Malu Ribut Cuma Urusan Tambang
Bandara IMIP Diresmikan Era Jokowi Diduga tak Punya Bea Cukai dan Imigrasi, Jangan-jangan Sudah Milik Asing
Mengapa Pembagian Sumber Daya di Filipina Memicu Kontroversi Domestik