Pertemuan antara Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri kembali terjadi di tengah situasi politik nasional yang memanas. Di balik pertemuan ini, adanya strategi politik yang bertujuan menggerus peran Joko Widodo (Jokowi) dan kelompok pendukungnya, yang dikenal sebagai Geng Solo.
Amir Hamzah, pengamat intelijen dan geopolitik, menyatakan bahwa pertemuan Prabowo-Megawati adalah manuver politik yang cerdas dari mantan Danjen Kopassus tersebut. Prabowo dinilai membutuhkan dukungan dari sosok sekuat Megawati untuk melawan dominasi Jokowi dalam peta politik nasional.
Menurut Amir Hamzah, ada indikasi kuat bahwa Prabowo merasa perlu menggandeng Megawati karena posisi Jokowi dan Geng Solo semakin kuat, terutama setelah Gibran Rakabuming Raka menjadi Wakil Presiden. Dalam konteks ini, Megawati adalah sosok yang tepat karena hubungannya dengan Jokowi tidak lagi seharmonis dulu.
“Prabowo tahu betul karakter Megawati yang tidak melupakan pengkhianatan politik. Dengan SBY saja, hubungan Megawati tidak pernah benar-benar pulih,” ujar Amir Hamzah kepada www.suaranasional.com, Senin (12/5/2025). “Prabowo memanfaatkan fakta ini untuk memperkuat barisan politiknya, terutama dalam menghadapi dominasi Geng Solo.”
Ada sejumlah faktor strategis yang menjadi latar belakang pertemuan ini. Pertama, isu ijazah palsu Jokowi yang mencuat dalam beberapa pekan terakhir membuat posisi politik mantan presiden itu sedikit goyah. Kedua, isu pemakzulan Gibran yang semakin menggema di parlemen. Menurut Amir Hamzah, kedua isu ini merupakan momen tepat bagi Prabowo untuk membangun aliansi dengan Megawati.
“Timing-nya sangat tepat. Di saat Jokowi dan Geng Solo sibuk dengan isu-isu besar yang menggerus kredibilitas, Prabowo justru mendekat ke Megawati. Ini bisa dianggap sebagai langkah untuk melemahkan pengaruh Jokowi secara halus namun efektif,” tambah Amir.
Megawati dikenal sebagai politisi dengan ingatan politik yang tajam. Sejak masa pemerintahan Jokowi, hubungan antara dirinya dan Jokowi mengalami pasang surut, terutama ketika Jokowi mulai membangun kekuatan politiknya sendiri dengan melibatkan Gibran dan kelompok Solo.
“Kemarahan Megawati pada Jokowi bukan sekadar wacana. Ia merasa dikhianati oleh sosok yang pernah ia dukung penuh. Dengan SBY saja, yang sempat menjadi rivalnya pada Pilpres 2004, Megawati sulit berdamai. Prabowo melihat peluang dalam ketidakharmonisan ini,” jelas Amir Hamzah.
Secara geopolitik, Prabowo menyadari bahwa ia membutuhkan lebih dari sekadar dukungan militer atau nasionalis. Kekuatan politik yang dimiliki oleh Megawati, meski sudah tidak lagi di puncak kekuasaan, tetap signifikan. PDIP sebagai partai besar masih memiliki jaringan luas di berbagai daerah, termasuk basis tradisional Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Dengan menggandeng Megawati, Prabowo dapat menyeimbangkan pengaruh politiknya, terutama di tengah upaya Jokowi dan Geng Solo mempertahankan cengkeraman kekuasaan. Apalagi, elektabilitas Gibran belakangan ini mengalami tekanan akibat isu pemakzulan yang menggema di publik.
Pertemuan Prabowo dan Megawati ini bisa menjadi sinyal baru dalam peta politik Indonesia. Jika keduanya benar-benar membangun aliansi, kekuatan politik Jokowi dan Geng Solo bisa terkikis secara perlahan tapi pasti. Situasi ini juga akan berdampak pada dinamika Pilpres 2029, di mana calon-calon potensial mulai bermunculan dari kedua kubu.
Amir Hamzah menekankan pentingnya memahami konteks ini secara lebih dalam. “Jokowi tidak hanya menghadapi tekanan dari pihak oposisi, tetapi juga dari faksi internal yang kecewa dengan langkah-langkah politiknya. Prabowo paham betul cara memanfaatkan momentum ini,” pungkas Amir.
Pertemuan Prabowo-Megawati adalah bagian dari strategi politik jangka panjang untuk menyeimbangkan dominasi Geng Solo di pemerintahan. Sambil terus memantau perkembangan isu-isu besar seperti pemakzulan Gibran dan dugaan ijazah palsu Jokowi, manuver Prabowo ini bisa menjadi langkah penting dalam perebutan panggung politik menuju Pilpres mendatang.
Sumber: suaranasional
Foto: Amir Hamzah (IST)
Artikel Terkait
Viral Video Aksi Tak Senonoh Sejoli Diduga Direkam Dalam Ruang Karaoke di Wakatobi Sulawesi Tenggara
Usai Vonis Harvey Moeis, Hakim Eko Aryanto Dimutasi Ke Papua Barat
Rawan! Lampu Merah Parameswara Jadi Sarang Pemalak, Warga Minta Polisi Bertindak
Mantan Ketua MK Anwar Usman Disebut Dapat Tekanan, Tak Ada yang Bela Termasuk Jokowi