"Para sejarawan yang kredibel punya kredibilitas tinggi dan mereka tentu tidak akan mengorbankan kredibilitas mereka untuk hal-hal yang tidak perlu," ucap Hasan.
Karena itu, Hasan meminta publik untuk tidak berspekulasi lebih jauh dalam proses penyusunan ulang sejarah. Mengingat, penulisan ulang sejarah Indonesia itu sampai saat ini belum final dan masih dalam proses penyusunan.
"Para ahli sejarah dalam menulis sejarah Indonesia ini bukan menulis ulang, tapi melanjutkan menulis sejarah Indonesia. Karena mungkin terasa secara Indonesia itu ditulis tahun berapa, tahun 1998, tahun 1997, dari 1998 ke sini tidak ditulis lagi," ujar Hasan.
"Jadi kita lihat dulu mereka menulis apa, sudah kita punya draft resminya nanti baru kita koreksi bareng-bareng, kira-kira begitu. Jadi jangan berspekulasi macam-macam," imbuhnya
Sumber: jawapos
Artikel Terkait
Ahmad Sahroni Cerita Jatuh dari Plafon Saat Rumahnya Dijarah
Media Israel: Netanyahu Lakukan Ritual Penyembelihan Sapi Merah Suci
Andre Taulany dan Natasha Rizky Terlalu Akrab, Desta Cemburu?
3 Tahun Nganggur, Sule Sentil Sosok Artis yang Jadi Biang Kerok, Kini Andalkan Penghasilan di TikTok