NARASIBARU.COM - Kawasan Sudirman Central Business District (SCBD) di Jakarta Selatan, yang seharusnya menjadi citra kemegahan dunia bisnis, kini menjadi pusat perhatian karena gaya hidup mewah di kalangan karyawan yang semakin meresahkan.
Sebuah analisis yang mendalam mengungkap bahwa ini bukan sekadar perihal pilihan gaya hidup, melainkan sebuah fenomena yang menciptakan tekanan sosial tak terelakkan di tengah maraknya perlombaan citra di dunia korporat.
Seorang karyawan, yang memilih untuk merahasiakan identitasnya, dengan bangga menyatakan bahwa berpakaian mewah bagi mereka adalah suatu bentuk identitas dan citra sebagai pekerja profesional yang sukses.
Pakaian bagi mereka bukan sekadar penutup tubuh, melainkan sebuah pernyataan status di dunia korporat yang eksklusif.
"Saya merasa lebih percaya diri dan dihargai jika saya berpakaian rapi dan elegan. Saya juga ingin menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja yang eksklusif dan prestisius," ungkapnya mantap.
Namun, sorotan tidak hanya pada individu yang dengan bangga mengenakan busana mewah sebagai lambang kesuksesan.
Rina, seorang sekretaris yang terjebak dalam tekanan ini, membuka sisi gelap dari tren ini.
Meskipun sebenarnya tidak mempedulikan merek atau harga, Rina merasa terbebani untuk selalu menjaga penampilan agar sejajar dengan standar lingkungan kerjanya yang mewah.
"Sebenarnya saya tidak terlalu peduli dengan merek atau harga pakaian yang saya pakai. Yang penting nyaman dan sopan.
Tapi, kadang saya merasa minder jika melihat teman-teman saya yang pakaiannya selalu branded dan mahal," ceritanya.
Baca Juga: Kucing Anggora vs Persia, Mana yang Lebih Lucu dan Mudah Perawatannya?
Yang mengejutkan adalah pengakuan bahwa Rina seringkali harus meminjam uang dari teman atau keluarga untuk memenuhi kebutuhan gaya hidupnya yang semakin meningkat.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: pitutur.id
Artikel Terkait
Tragis! Ibu Muda Asal Lumajang Tewas Gegara Sound Horeg, Mulut Keluar Busa
Wanita di Lamongan Kantongi Rp 50 Juta dari Live Streaming Bugil
Tahanan di Luwu Patah Tulang karena Dianiaya 3 Oknum Polisi, Kaki Dipukul Balok Kayu
Nodai Ibu Mertua di Kamar, Oknum Polisi Aipda AD Resmi Dipecat Tidak Hormat