"Minimal kalau dari gambar ini kita mendorong ketika kemudian ada dari keluarga miskin, kita jadikan sarjana dari desa ke kota, kemudian kita harapkan nanti akan kembali ke desa, dan di desa akan membangun desanya," pungkas Ganjar.
merdeka.com
Sebelumnya, nasib operasional sejumlah bandara yang sepi di daerah menjadi pembahasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memimpin rapat di Istana Negara. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menganalogikan bandara di daerah seperti dilema antara telur dan ayam.
Dia menjelaskan, batas seimbang operasional suatu bandara yaitu jika permintaan untuk terbang di bandara tersebut maksimal 70 persen. Sementara hingga saat ini, Kemenhub mencatat jumlah maksimal permintaan terbang di beberapa bandara daerah hanya 50 persen.
"Ini seperti telur dan ayam, apa yang terjadi adalah jumlah demand-nya belum maksimal, masih 40 persen atau maksimal 50 persen itu tidak memenuhi jumlah equilibrium yang dibutuhkan agar penerbangan efisien itu 70 persen," jelas Budi, Senin (26/12).
Dari rapat tersebut kemudian diambil jalan tengah berupa pemberian subsidi oleh Pemerintah Daerah, yang terdapat bandara namun sepi operasional, untuk bisa meningkatkan okupansi penumpang pesawat. Pola dengan cara memberi subsidi pernah dilakukan oleh sejumlah daerah seperti Toraja, Bojonegoro, Banjarnegara, Lumbuk Linggau.
"Dan itu berhasil, hanya 3 bulan setelah itu naik, sekarang kami didorong presiden bersama Mendagri untuk mendekati Pemda silahkan ajukan permintaan kami koordinasi dengan airlines sehingga mereka satu sisi mensubsidi, airlines akan menggunakan slot itu," tandasnya
Sumber: merdeka
Artikel Terkait
Gus Yahya Tantang Rais Aam Makzulkan Dirinya di Muktamar PBNU
Roy Suryo Bersumpah: Demi Allah Lembar Pengesahan Skripsi Jokowi Tidak Ada
Prabowo Perintahkan Audit Empat RS Papua Usai Tragedi Ibu Hamil
Ahmad Ali Terang Benderang Lecehkan Megawati