5 Kontroversi Immanuel Ebenezer Yang Ditangkap KPK, Jual Janji Palsu!

- Kamis, 21 Agustus 2025 | 14:45 WIB
5 Kontroversi Immanuel Ebenezer Yang Ditangkap KPK, Jual Janji Palsu!




NARASIBARU.COM - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali mengejutkan publik dengan menangkap Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer (Noel).


Penangkapan ini terjadi dalam sebuah operasi tangkap tangan (OTT) pada Rabu malam, 20 Agustus 2025.


Hingga berita ini ditulis, KPK belum memberikan detail mengenai kasus yang menjeratnya, namun penangkapan ini langsung menyorot kembali rekam jejak Noel yang penuh dengan kontroversi.


KPK memiliki waktu 1x24 jam untuk menentukan status hukum Noel.


Berbagai kontroversi yang pernah mengiringi perjalanan karier Immanuel Ebenezer meliputi:


1. Janji Palsu kepada Buruh Sritex yang Terancam PHK


Salah satu janji Noel yang paling diingat adalah komitmennya untuk menyelamatkan 12 ribu karyawan PT Sri Rejeki Isman (SRIL Tbk) atau Sritex dari pemutusan hubungan kerja (PHK).


Pada 15 November 2024, di hadapan ribuan karyawan Sritex, Noel dengan lantang mengatakan, "Saya lebih baik kehilangan jabatan saya dari pada saya melihat saudara-saudara saya harus di PHK."


Ia bahkan mengaku merinding melihat semangat para buruh yang berjuang untuk perusahaan.


Namun, janji tersebut tidak pernah terwujud. Perusahaan Sritex kemudian dinyatakan insolvensi atau tidak mampu membayar utang oleh Pengadilan Negeri Semarang, meninggalkan ribuan buruh dalam ketidakpastian.


Belakangan, pemilik dari Sritex kedapatan korupsi dana jumbo dan kini tengah berhadapan dengan hukum. Sama dengan Noel sendiri.


2. Misteri Pencopotan dari Jabatan Komisaris BUMN


Pada masa lalu, Immanuel Ebenezer pernah dicopot dari jabatannya sebagai komisaris di PT Mega Eltra, anak perusahaan BUMN PT Pupuk Indonesia.


Pencopotan ini dinilai janggal oleh Noel, mengingat ia mengklaim perusahaan berhasil mencatat surplus laba sebesar Rp31 miliar selama ia menjabat. 


Ia menuduh pencopotan ini didasari dendam pribadi, yang kemungkinan besar berhubungan dengan kesediaannya bersaksi untuk Munarman.


3. Dilaporkan Polisi oleh Alumni 212


Meskipun memiliki hubungan yang baik dengan Munarman, Immanuel Ebenezer ternyata pernah dilaporkan ke polisi oleh kelompok yang dekat dengan Munarman, yaitu Alumni 212.


Laporan ini diajukan pada Januari 2019 atas dugaan ujaran kebencian yang disampaikan Noel dalam sebuah acara di televisi swasta.


Salah satu anggota Presidium Alumni 212, Eka Gumilar, menyatakan bahwa ucapan Noel telah melukai perasaan para peserta aksi 212.


4. Pernyataan Kontroversial "Mau Kabur, Kabur Saja"


Kontroversi terbaru muncul saat Noel menanggapi isu tagar #KaburAjaDulu yang ramai di media sosial.


Secara mengejutkan, Wamenaker ini mempersilakan warga negara Indonesia yang ingin berkarier di luar negeri untuk tidak perlu kembali ke Tanah Air.


"Mau kabur, kabur sajalah. Kalau perlu jangan balik lagi," ujar Noel di Kantor Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) pada 17 Februari 2025.


Pernyataan ini menuai kritik tajam karena dianggap tidak etis bagi seorang pejabat negara yang seharusnya mendorong warga untuk berkontribusi di dalam negeri.


5. Pembelaan Penuh Kontroversi untuk Munarman


Salah satu sorotan terbesar adalah saat Immanuel Ebenezer bersedia menjadi saksi yang meringankan bagi Munarman, mantan Sekretaris FPI yang menjadi terdakwa kasus terorisme.


Pada sidang 23 Februari 2022, Noel tampil di pengadilan meskipun posisi Munarman berseberangan dengan pemerintah. 


Noel menegaskan bahwa ia bersaksi atas keyakinan pribadinya, bukan karena permintaan Munarman.


"Tuduhan terorisme terhadap Munarman adalah salah dan menyesatkan," ungkap Immanuel di hadapan majelis hakim.


Ia mengaku mengenal Munarman dengan baik dan yakin temannya itu tidak terlibat dalam tindakan terorisme.


Penangkapan Immanuel Ebenezer oleh KPK kini menjadi babak baru dalam rekam jejak kontroversialnya, menambah daftar panjang sorotan publik terhadap seorang pejabat negara yang kerap membuat pernyataan kontroversial dan janji-janji politik.


Sumber: Suara

Komentar