Israel Diduga Campurkan Narkoba dalam Tepung Bantuan Pengungsi Gaza, Sengaja Rusak Generasi?

- Minggu, 29 Juni 2025 | 15:00 WIB
Israel Diduga Campurkan Narkoba dalam Tepung Bantuan Pengungsi Gaza, Sengaja Rusak Generasi?


NARASIBARU.COM -
Sebuah tudingan menghebohkan dan sangat serius menyeruak dari Jalur Gaza. Kantor Media Pemerintah di wilayah Palestina itu menuduh, pusat distribusi bantuan kemanusiaan yang konon dibekingi Israel dan AS telah melancarkan 'kejahatan mengerikan terbaru'. Bukan tembakan atau bom, kali ini mereka diduga mencampurkan narkoba ke dalam kantong-kantong tepung yang dibagikan kepada warga Gaza yang sudah terimpit kelaparan!

Yayasan Kemanusiaan Gaza atau Gaza Humanitarian Foundation (GHF) disebut-sebut sebagai biang keladinya. Lembaga ini, yang sejatinya dibentuk AS dan Israel, baru mulai beroperasi mendistribusikan makanan di Gaza pada 26 Mei lalu. Ironisnya, kehadiran mereka justru setelah Israel memutus total distribusi bantuan kemanusiaan dari luar selama lebih dari dua bulan! Sebuah timing yang patut dipertanyakan, bukan?

"Kami sepenuhnya memegang pendudukan Israel bertanggung jawab atas kejahatan ini, yang bertujuan menyebarkan kecanduan dan menghancurkan masyarakat Palestina dari dalam," demikian pernyataan keras dari pihak Gaza, seperti dikutip Al Arabiya, Sabtu (28/6/2025).

Oxycodone dalam Tepung: Senjata Baru Menghancurkan Mental Warga?


Dugaan ini makin menguat setelah seorang apoteker dari Gaza, Omar Hamad, membongkar temuannya. Melalui unggahan di platform media sosial X pada Kamis (26/6/2025), Hamad tanpa tedeng aling-aling menyebut Israel menyelundupkan Oxycodone —sejenis opioid kuat— di dalam kantong-kantong tepung bantuan.

Lebih parah lagi, Hamad juga mengklaim bahwa tepung itu sendiri tampaknya telah dicampur dengan zat adiktif tersebut. Sebuah skandal kemanusiaan yang bisa menghancurkan sendi-sendi masyarakat dari dalam!

Komite Anti-Narkoba di Gaza pun tak tinggal diam. Mereka mendesak warga untuk ekstra waspada, agar memeriksa setiap butir makanan yang berasal dari 'jebakan maut bernama pusat bantuan AS-Israel'. Warga juga diminta segera melaporkan jika menemukan zat asing dalam bantuan pangan yang mereka terima, terutama dari sumber yang 'dibekingi' kedua negara tersebut.

Trump Optimistis Gencatan Senjata Gaza Bisa Tercapai Minggu Depan


Drama kemanusiaan di Gaza ini seakan tak ada habisnya. Pekan ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga ikut menyuarakan kekecewaan, mengecam tindakan Israel yang diduga menjadikan pangan sebagai senjata agresinya sejak Oktober 2023. PBB bahkan mendesak militer Israel untuk 'berhenti menembaki warga yang mencoba mengantre mendapatkan makanan' dan bantuan lainnya.

Data PBB menunjukkan, lebih dari 410 warga Palestina tewas dan setidaknya 3.000 lainnya terluka akibat tembakan militer Israel saat mereka mencoba mendekati titik distribusi atau mengambil bantuan kemanusiaan. Sebuah statistik yang mengerikan, menggambarkan betapa tipisnya batas antara hidup dan mati bagi warga Gaza.

"Warga Gaza yang kelaparan terus dihadapkan pada pilihan tidak manusiawi: mati kelaparan atau mempertaruhkan nyawa demi mendapatkan makanan," ungkap Kantor HAM PBB dalam catatan tertulis mereka, sebelum konferensi pers pada Selasa (24/6/2025).

Pada Mei lalu, PBB sendiri telah menyatakan bahwa '100 persen populasi' di Gaza berada 'dalam risiko kelaparan'.

Entah sampai kapan derita warga Gaza ini akan berakhir. Akankah dunia terus bergeming melihat kejahatan kemanusiaan yang kian kompleks ini?

Sumber: inilah

Komentar