Dulu Lawan Kini Kawan, Slepetan Cak Imin Berbuah Bintang Jasa Prabowo

- Selasa, 26 Agustus 2025 | 06:05 WIB
Dulu Lawan Kini Kawan, Slepetan Cak Imin Berbuah Bintang Jasa Prabowo


Panggung politik Indonesia kembali menyajikan sebuah drama rekonsiliasi yang tak terduga.

Muhaimin Iskandar, atau Cak Imin, yang baru 10 bulan lalu menjadi lawan tanding paling sengit Prabowo Subianto di Pilpres 2024, kini berdiri di Istana Negara untuk menerima salah satu Tanda Kehormatan tertinggi, Bintang Mahaputera Adipurna.

Penganugerahan ini sontak menjadi buah bibir.

Jargon "slepet" yang dulu ia gunakan untuk "menyerang" Prabowo, kini seolah berbalik menjadi karpet merah yang mengantarkannya ke panggung kehormatan. Ini adalah sinyal paling jelas dari manuver politik Prabowo untuk merangkul rivalnya dan mengonsolidasikan kekuasaan.

1. Dari Rival Pilpres ke Panggung Kehormatan

Perjalanan politik Cak Imin dalam setahun terakhir adalah sebuah roller coaster.

Sebagai calon wakil presiden mendampingi Anies Baswedan, ia adalah salah satu kritikus paling vokal terhadap Prabowo. Dengan jargon **"slepet"-**nya, ia berjanji akan "menyelepet" ketidakadilan dan berbagai program yang dianggap tidak pro-rakyat, yang secara implisit menyasar program-program yang akan dilanjutkan oleh Prabowo.

Kini, hanya beberapa bulan setelah "pertarungan" sengit itu usai, sang rival justru dianugerahi bintang jasa. Ini menunjukkan betapa cair dan pragmatisnya politik di Indonesia, di mana tidak ada musuh yang abadi.

2. Sinyal Kuat Rekonsiliasi dengan Kekuatan NU

Penganugerahan ini lebih dari sekadar penghargaan personal untuk Cak Imin. Ini adalah sebuah pesan politik yang sangat strategis.

Cak Imin adalah Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), partai yang memiliki basis massa terbesar dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU).

Dengan merangkul Cak Imin, Prabowo secara efektif sedang merangkul dan meredam potensi oposisi dari kekuatan politik Islam tradisional terbesar di Indonesia.

 Ini adalah langkah "mengamankan" pemerintahan dari salah satu blok politik paling signifikan.

3. Posisi sebagai Ketua Umum PKB: Penghargaan untuk Pemimpin Partai Kunci

Meskipun tidak lagi memegang jabatan pimpinan di parlemen, kekuatan politik sejati Cak Imin saat ini terletak pada posisinya sebagai Ketua Umum PKB.

Penghargaan ini harus dibaca sebagai penghormatan Prabowo bukan kepada seorang individu, melainkan kepada seorang pemimpin partai kunci yang memegang kendali atas jutaan suara pemilih loyal.

Ini adalah cara Istana untuk "menghormati" PKB sebagai sebuah institusi dan mengikatnya lebih erat ke dalam lingkaran kekuasaan.

4. Bintang Mahaputera Adipurna: Penghargaan yang Tak Main-main

Bintang Mahaputera Adipurna adalah kelas kedua dari Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera. Ini adalah penghargaan yang diberikan kepada mereka yang dinilai memiliki jasa luar biasa di berbagai bidang yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa.

Menerima bintang ini menempatkan Cak Imin dalam daftar elite para negarawan yang diakui jasanya oleh negara.

Penganugerahan ini menjadi simbol paling nyata dari babak baru dalam karier politik Muhaimin Iskandar. Dari seorang pemimpin oposisi, ia kini secara resmi menjadi bagian dari lingkaran kehormatan Istana.

Menurut Anda, apakah langkah Prabowo merangkul Cak Imin ini adalah sebuah rekonsiliasi tulus demi persatuan, atau murni strategi untuk melumpuhkan oposisi? Sampaikan analisis Anda di kolom komentar.

Sumber: suara
Foto: Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. [Ist]

Komentar