Israel Curangi Gencatan Senjata: Rafah Ditutup, Bantuan Dipangkas, Warga Tewas Ditembak

- Rabu, 15 Oktober 2025 | 10:50 WIB
Israel Curangi Gencatan Senjata: Rafah Ditutup, Bantuan Dipangkas, Warga Tewas Ditembak



NARASIBARU.COM  - Gencatan senjata yang baru berjalan 5 hari di Jalur Gaza, kembali diuji usai Pemerintah Israel mengumumkan penundaan pembukaan perlintasan Rafah di perbatasan Mesir.

Tak hanya itu, dalam keterangan resmi yang dikutip The Guardian, pemerintah Israel juga turut memotong setengah aliran bantuan kemanusiaan menuju wilayah Palestina.

Militer Israel menegaskan pembatasan dilakukan sebagai hukuman atas apa yang disebutnya sebagai pelanggaran lantaran Hamas telat menyerahkan seluruh jenazah sandera Israel seperti yang disepakati dalam rumusan gencatan senjata yang disponsori AS.

Dimana militan Hamas seharusnya mengembalikan empat jenazah tambahan di awal pekan ini sehingga total delapan dari 28 jenazah telah dipulangkan, namun pengembalian jenazah baru dilakukan pada Selasa (14/10/2025).

Palang Merah Internasional, yang memantau proses pertukaran jenazah, menilai pencarian di tengah puing Gaza merupakan tantangan besar sehingga proses ini memakan waktu berhari-hari hingga berminggu-minggu.

Kendati demikian, Israel menilai keterlambatan ini sebagai sengaja menunda komitmen.


Alasan itu yang mendorong Pemerintahan Netanyahu untuk mengambil langkah agresif, mengurangi jumlah truk bantuan dari 600 menjadi hanya 300 unit per hari, serta menunda pembukaan perlintasan Rafah yang sebelumnya dijadwalkan dibuka Rabu (15/10/2025).

Pemerintah Israel juga menyatakan bahwa langkah ini sejalan dengan mekanisme gencatan senjata, yang memungkinkan pengaturan ulang bantuan bila pihak lawan belum menepati komitmen, termasuk dalam hal pengembalian jenazah.

Israel Tembak Mati 9 Warga Palestina


Selain melakukan pembatasan, militer Israel dilaporkan melakukan kekerasan, menembak mati sembilan warga Palestina dalam dua insiden terpisah di Kota Gaza dan Khan Younis.

Militer Israel menyatakan bahwa pasukannya melepaskan tembakan setelah peringatan berulang kali kepada sejumlah warga yang dianggap mendekati posisi militer dengan niat mencurigakan.

Dalam insiden pertama, lima orang tewas oleh serangan pesawat tak berawak saat mereka memeriksa rumah di distrik Shuja’iya, Kota Gaza.

Insiden kedua terjadi di tenggara Khan Younis, menewaskan seorang warga dalam serangan serupa.

Sementara itu, juru bicara Hamas, Hazem Qassem, mengecam tindakan Israel dan menilai penembakan tersebut sebagai pelanggaran gencatan senjata. Hamas menuding Israel berusaha menghindari komitmen terhadap mediator internasional.


Ketegangan ini muncul setelah kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi Presiden Amerika Serikat Donald Trump berhasil membebaskan sandera Israel terakhir yang masih hidup dan memulangkan sebagian tahanan Palestina dari Israel.

Meskipun gencatan senjata dimaksudkan untuk menahan kekerasan dan memulai pemulihan, peristiwa Selasa menunjukkan rapuhnya implementasi di lapangan, di tengah upaya Israel dan Hamas untuk mempertahankan posisi masing-masing

Sumber: Tribunnews 

Komentar