PSI Dikritik Habis! Sembunyikan Jokowi, Malah Tampilkan Kaesang Yang Tak Layak Jual

- Jumat, 03 Oktober 2025 | 17:00 WIB
PSI Dikritik Habis! Sembunyikan Jokowi, Malah Tampilkan Kaesang Yang Tak Layak Jual




NARASIBARU.COM - Strategi 'misterius' Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terkait sosok Ketua Dewan Pembina mereka menuai kritik tajam.


Pengamat Komunikasi Politik, M Jamiluddin Ritonga menilai keengganan PSI mempublikasikan nama tersebut—yang santer diisukan adalah Joko Widodo—merupakan sebuah blunder marketing yang fatal.


"Bila memang Jokowi yang menjadi Ketua Dewan Pembina, tentu aneh bila hingga saat ini belum dipublis. Apalagi posisi Ketua Dewan Pembina sangat sentral di partai politik," ujar Jamiluddin, Jumat (3/10/2025).


Ia menegaskan bahwa secara politis, tidak ada keuntungan sama sekali bagi PSI untuk merahasiakan nama penting tersebut.


Sebaliknya, tindakan merahasiakan nama Ketua Dewan Pembina justru berpotensi besar merusak citra PSI di mata publik.


"Dengan cara ini PSI justru akan dinilai sebagai partai tertutup," katanya.


Di tengah tuntutan masyarakat akan transparansi, label 'partai tertutup' diyakini tidak akan mendapat tempat.


Apalagi, sebagai partai yang mengklaim sebagai representasi anak muda, PSI seharusnya tampil lebih terbuka.


"PSI sebagai partai anak muda justru akan semakin tidak dianggap oleh masyarakat," tambahnya.


Lebih jauh, Jamiluddin menekankan bahwa sebagai partai yang tergolong "gurem" atau kecil, PSI seharusnya memanfaatkan setiap peluang untuk meningkatkan daya tarik politiknya.


"Apalagi PSI hanya partai gurem, seharusnya sejak awal sudah mengumumkan ketua dewan pembinanya," kata Jamiluddin.


Menurutnya, pengumuman dini tersebut akan memungkinkan masyarakat untuk menilai 'nilai jual' PSI secara keseluruhan.


Jamiluddin juga menyoroti pengumuman Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep, yang dinilainya memiliki 'nilai jual yang sangat rendah' di mata politik.


"Sayangnya, PSI hanya mengumumkan Ketua Umum dan pengurus PSI. Celakanya Ketua Umumnya hanya Kaesang Pangarep yang nilai jualnya sangat rendah," tegasnya.


Ia berpendapat bahwa kelemahan ini sebenarnya bisa ditutupi jika PSI mengumumkan Ketua Dewan Pembinanya secara bersamaan dengan pengurus lainnya.


"Hal itu bisa saja ditutupi bila ketua dewan pembinanya diumumkan bersamaan. Dengan begitu, ketua umum yang tak layak jual masih tertutupi oleh nilai jual ketua dewan pembinanya," jelasnya.


Namun, strategi itu tidak dilakukan oleh PSI.


"Sayangnya hal itu tidak dilakukan oleh PSI. Kiranya inilah kelemahan marketing politik PSI," pungkasnya.


Sebelumnya, spekulasi mengenai peran mantan Jokowi di PSI semakin menguat.


Hal ini menyusul sebuah video yang memperlihatkan Jokowi memberikan arahan langsung kepada jajaran pengurus baru DPP PSI pimpinan putranya, Kaesang Pangarep, di Bali.


Momen tersebut terekam dalam unggahan video di akun Instagram resmi PSI, @psi_id. 


Dalam tayangan itu, seluruh kader tampak serius menyimak wejangan Jokowi, tapi isi pembicaraan sengaja dibisukan, yang semakin memicu rasa penasaran publik.


Pertemuan itu berlangsung di Waroeng Kopi Klotok Seminyak, Bali, dan dihadiri oleh para elite PSI, mulai dari Ketua Umum Kaesang Pangarep, Ketua Harian Ahmad Ali, Sekjen Raja Juli Antoni, hingga anggota Dewan Pembina Grace Natalie.


Kemunculan Jokowi ini semakin menguatkan spekulasi bahwa sosok misterius Ketua Dewan Pembina PSI yang disebut 'Bapak J' adalah dirinya.


Nama 'Bapak J' sendiri diumumkan secara resmi dalam pelantikan pengurus DPP PSI periode 2025–2030 di Jakarta, pada Jumat (26/9/2025).


Saat itu, Sekjen PSI Raja Juli Antoni menyebutkan secara jelas: "Dewan Pembina Ketua yang terhormat, 'Bapak J'," ucapnya.


Sumber: Suara

Komentar