Hakim Tegur WN China yang Lirik Terdakwa Kasus BTS: Jangan-jangan Ada Kode

- Kamis, 24 Agustus 2023 | 22:30 WIB
Hakim Tegur WN China yang Lirik Terdakwa Kasus BTS: Jangan-jangan Ada Kode


"BTS juga dibangunnya begitu, ini BTS masih bisa kita lihat kasat mata, Pak. Karena towernya di bumi, kalau di Slot Orbit satelit di mana itu, masih bisa Pak dibuktikan di situ ada enggak satelit itu ada sinyalnya enggak tidak," tambah Fahzal.


Lewat perbuatannya itu, Fahzal menegaskan bahwa sinyal yang tak terlihat saja bisa dibuktikan korupsinya, apalagi tower BTS yang kasat mata. "Jadi jangan dikira hakim ini bodoh-bodoh betul, tidak," tegasnya.


Selain menegur saksi karena melirik ke terdakwa, Fahzal juga menyinggung soal modus WNA yang jadi saksi di persidangan. Mereka kerap menggunakan penerjemah padahal bisa berbahasa Indonesia.


"Ada juga itu, Pak, saya menyidangkan dia sebetulnya pandai bahasa Indonesia tapi kalau sudah sidang dia pake penerjemah. Ada itu Pak, baru kemarin saya sidang, warga negara asing juga, begitu lho Pak," kata Fahzal.


"Tapi ini saya lihat, memang, sebetulnya 10 tahun di Indonesia seharusnya sudah lancar berbahasa Indonesia. Ya, tapi endak tahulah, apa benar-benar enggak ngerti atau bagaimana," pungkas dia.


Pernyataan Fahzal itu disampaikan ke Huang yang menggunakan penerjemah di sidang karena tak bisa berbahasa Indonesia. Huang adalah salah satu orang asing, WNA China, yang menang dalam tender proyek BTS 4G.


Dalam dakwaan, disebutkan bahwa Konsorsium Fiberhome menggarap pekerjaan penyediaan Infrastruktur BTS 4G dan Infrastruktur Pendukung Paket 1 (Sumatera, Nusa Tenggara, dan Kalimantan) dan Paket 2 (Sulawesi dan Maluku).


Masih dalam dakwaan, Konsorsium FiberHome PT Telkominfra PT Multi Trans Data (PT MTD) untuk Paket 1 dan 2 mendapat keuntungan sebesar Rp 2.940.870.824.490 terkait kasus BTS ini.


Huang dan 6 saksi lain dihadirkan di sidang hari ini sebagai saksi untuk terdakwa Johnny G Plate dkk. Plate dkk didakwa memperkaya diri dan kelompok dari proyek tersebut hingga kemudian merugikan negara hingga Rp 8 triliun lebih.


Sumber: kumparan


Halaman:

Komentar