NARASIBARU.COM - Ahli digital forensik, Rismon Sianipar, menyebut rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Ova Emilia, pengecut karena hanya berani berbicara perihal ijazah Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) di podcast internal UGM.
Hal tersebut diungkap Rismon saat dirinya hendak diperiksa lanjutan di Polda Metro Jaya terkait dengan kasus tudingan ijazah palsu Jokowi, Senin (25/8/2025).
Rismon menyinggung Ova Emilia yang baru-baru ini melakukan podcast bersama UGM untuk menjawab perihal isu ijazah palsu Jokowi.
Podcast tersebut tayang di kanal YouTube Universitas Gadjah Mada pada Jumat (22/8/2025).
Rismon menilai podcast UGM bersama Ova Emilia yang berdurasi 33 menit itu seperti arisan.
Sebab, yang melontarkan pertanyaan berasal dari pihak UGM dan yang menjawab yakni juga pihak UGM.
Ia meminta Ova Emilia dan UGM tidak menutup-nutupi terkait ijazah Jokowi.
"Prof Ova Emilia, sebaiknya buka seterang-terangnya, jangan hanya di dalam podcast internal semacam arisan, yang menjawab UGM, yang bertanya UGM," ujar Rismon, dikutip dari kanal YouTube Kompas TV.
Menurut Rismon, Ova Emilia pengecut karena tidak berani menghadiri undangan sejumlah stasiun televisi untuk membahas kasus ijazah Jokowi.
"Berani keluar gitu lho. Stasiun TV semua saya kira sudah mengundang rektor UGM atau wakil rektor UGM, tetapi tidak ada yang berani. Kenapa pengecut kalau benar?" kata Rismon.
"Anda bertanggungjawab terhadap sejarah Republik Indonesia ini, terkait dengan ijazah yang dipakai Joko Widodo sebagai calon presiden 2014 dan 2019," jelasnya.
👇👇
Sebelumnya, dalam podcast tersebut, Ova Emilia memastikan ijazah Jokowi asli.
Ova Emilia juga menegaskan UGM memiliki dokumen autentik yang menunjukkan ijazah Jokowi asli.
"UGM sudah menyatakan beberapa kali secara tegas bahwa Joko Widodo adalah alumni Universitas Gadjah Mada. UGM memiliki dokumen autentik terkait keselukruhan proses pendidikan Joko Widodo di UGM," kata Ova Emilia, Jumat, dikutip dari YouTube UGM.
"Dokumen ini meliputi tahap penerimaan yang bersangkutan di UGM, proses kuliah selama menempuh sarjana muda, pendidikan sarjana, KKN hingga wisuda," ujarnya.
Ova Emilia menjelaskan Jokowi wisuda pada 19 November 1985, sedangkan kelulusannya pada 5 November 1985.
Dosen bergelar profesor itu juga memastikan UGM sudah memberikan ijazah kepada Jokowi.
Sesuai ketentuan hukum, kata Ova, UGM dapat menyampaikan data dan informasi yang bersifat publik, dan wajib melindungi data yang bersifat pribadi.
Hal ini berlaku untuk semua hal dan diterapkan untuk semua civitas akademika UGM termasuk alumni.
"Alumni berhak menggunakan ijazah dan gelar akademik yang diperoleh dari UGM untuk berbagai kepentingan yang dibenarkan hukum," kata Ova.
"Alumni adalah satu-satunya pihak yang memegang ijazah asli miliknya, sehingga penggunaan dan perlindungannya adalah tanggunjawab alumni tersebut."
"UGM dengan tegas menyatakan bahwa Joko Widodo adalah alumni UGM yang telah mendapatkan ijazah dari UGM sesuai dengan ketentuan," tegasnya.
Sumber: Tribun
Artikel Terkait
Konten Kreator Ini Sebut IQ Immanuel Ebenezer Jongkok, Kritik Tajam ke Kabinet
Bendera PAN Disabotase Demonstran
Pengusaha Kaltim Rudy Ong Chandra Ditangkap di Surabaya
Budi Gunawan Minta Maaf Demo DPR Ricuh