Kepala BGN Salahkan Petani, Kandungan Nitrit Tinggi di Bahan Pangan Biang Kerok Keracunan MBG

- Selasa, 18 November 2025 | 23:00 WIB
Kepala BGN Salahkan Petani, Kandungan Nitrit Tinggi di Bahan Pangan Biang Kerok Keracunan MBG


NARASIBARU.COM -
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, akhirnya buka suara soal maraknya kasus keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah daerah. Ia menyebut penyebab utamanya berasal dari kandungan nitrit berlebih pada bahan pangan dan praktik pertanian disebut jadi faktor pemicu.

Dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi IX DPR RI di Jakarta Pusat, Rabu (12/11/2025), Dadan memaparkan bahwa sejumlah wilayah seperti Garut, Cianjur, Bandung Barat, dan Sleman merupakan daerah endemik dengan kadar nitrit tinggi.

Kondisi ini diduga kuat akibat penggunaan nitrogen berlebih dalam proses budidaya pertanian.

“Masalah paling banyak ditemukan di Jawa Barat. Garut, Cianjur, Bandung Barat, dan Sleman termasuk daerah endemik nitrit tinggi. Kemungkinan karena petani memberikan nitrogen terlalu banyak, sehingga tanaman ikut menyerap nitrit secara berlebih,” jelas Dadan.

Tak hanya dalam air, kandungan nitrit yang tinggi juga terdeteksi dalam buah serta sayuran. Di Bandung Barat, tiga anak bahkan dilaporkan mengalami gangguan pencernaan usai memakan melon yang diduga tercemar nitrit. Kasus serupa ditemukan pada sayuran segar yang dipasok dari daerah pertanian sekitar.

“Ada tiga anak sakit hanya karena makan melon. Kemungkinan melon itu mengandung nitrit berlebih, termasuk sayuran lainnya,” tambahnya.

Situasi ini menjadi perhatian besar mengingat Jawa Barat merupakan salah satu pemasok utama bahan baku MBG. Untuk mencegah kasus serupa terulang, BGN kini melakukan konsolidasi besar-besaran di daerah endemik bersama Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), ahli gizi, hingga perwakilan DPR.

Dadan menegaskan bahwa pengawasan bahan baku di tingkat petani akan diperketat. BGN juga memperbaiki sistem kontrol dapur umum MBG agar makanan yang dibagikan tetap aman dikonsumsi jutaan penerima manfaat.

Dalam laporannya, BGN mencatat total 11.640 korban keracunan terkait MBG hingga November 2025, mencakup 211 kejadian. Angka ini mencapai 48 persen dari total kasus keracunan pangan nasional. Rinciannya: 636 korban dirawat inap dan 11.004 rawat jalan. Jawa menjadi wilayah dengan kasus tertinggi, yakni 7.925 korban, disusul kawasan timur 1.907 korban dan Sumatera 1.808 korban.

BGN juga menemukan perbedaan data dengan Kementerian Kesehatan yang mencatat total 13.371 penerima manfaat terdampak gangguan kesehatan program MBG.

Meski begitu, Dadan menegaskan bahwa secara keseluruhan MBG tetap berjalan baik. Dari Januari hingga November 2025, program ini telah memproduksi 1,8 miliar porsi makanan bergizi untuk anak sekolah, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita di seluruh Indonesia.

“Alhamdulillah, sebagian besar berjalan dengan baik,” tutupnya.

Sumber: lambe

Komentar

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini