Lithium dipandang sebagai jalan keluar Zimbabwe dari krisis ekonomi selama tiga dekade. Analis berpendapat mineral itu juga dapat membantu menghindari dampak pembatasan perdagangan dan bantuan keuangan sejak awal 2000-an.
Penambang Tiongkok menginvestasikan 200 juta dolar AS lagi untuk memperluas operasi yang ada di Bikita, termasuk pembangunan dua pabrik pemrosesan litium untuk menghasilkan 250.000 ton konsentrat spodumene dan 480.000 ton petalite per tahun.
Spodumene adalah mineral baterai utama lainnya, dan petalite adalah mineral litium yang digunakan dalam industri kaca dan keramik.
Sementara itu, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada awal pekan ini, Manajer Tambang Bikita Minerals David Mwanza mengatakan bahwa mereka bekerja untuk menyelesaikan masalah yang diangkat tanpa menyebutkan namanya.
“Rilis ini berfungsi untuk memberi tahu pemangku kepentingan dan mitra kami bahwa kami telah menangguhkan operasi di pabrik kami selama tujuh hari untuk mengatasi masalah administratif yang diajukan oleh pihak berwenang,” kata Mwanza.
Di samping terjadi lonjakan produksi, kondisi kerja dilaporkan memburuk karena para pekerja diduga mengalami perlakuan buruk. Mereka ditampung di fasilitas yang tidak manusiawi dan tidak terdaftar di badan hukum seperti Otoritas Jaminan Sosial Nasional.
Sumber: rmol
Artikel Terkait
Viral Penampakan Masjid Jokowi di Abu Dhabi, Reaksi Netizen Bikin Ngakak
Prabowo Akan Bayar Utang Whoosh Pakai Uang Negara yang Dikembalikan Koruptor
Aplikasi Maxim: Solusi Praktis untuk Perjalanan dan Penghasilan Tambahan di Indonesia
AHY Pastikan APBN Bakal Ikut Menanggung Utang Whoosh