NARASIBARU.COM - Mobil Mercy atau mobil mewah Mercedes-Benz yang ditemukan di bawah reruntuhan bangunan musala Ponpes Al Khoziny membuat kaget beberapa pihak salah satunya netizen.
Penemuan Mobil Mercy ditemukan pada Sabtu, 4 Oktober 2025 saat tim gabungan berusaha membongkar reruntuhan bangunan Ponpes Al Khoziny untuk menemukan korban lainnya.
Kondisi mobil mewah buatan Jerman itu sungguh memprihatinkan, hanya roda dan velgnya saja yang utuh sementara bodinya ringsek tidak lagi berbentuk.
Tim gabungan langsung mengangkut Mobil Mercy ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) menggunakan truk milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sidoarjo.
Berdasarkan kabar beredar, mobil mewah yang ditemukan di bawah reruntuhan diduga milik pengasuh Ponpes Al Khoziny, Abdus Salam Mujib.
Hal tersebut seperti yang disampaikan Radio El Shinta dalam unggahan X terbaru menyebutkan mobil mewah itu merupakan milik pengasuh ponpes.
Dari adanya penemuan ini, muncul berbagai perbincangan di X yang menyebut pengurus ponpes sepenuhnya tidak bertanggung jawab pada santri-santrinya.
Pasalnya harga mobil Mercedes-Benz sendiri tidaklah murah, apabila dilihat dari platform belanja online dibanderol dari harga Rp 900 juta hingga Rp 1.79 miliar.
Harga tersebut sangatlah mahal tetapi berbanding terbalik dengan bangunan musala ponpes yang tidak sesuai dengan K3 Konstruksi Bangunan hingga menewaskan banyak nyawa santri.
Warganet pun ramai menyindir pengurus Ponpes yang seharusnya bisa membeli jasa arsitek untuk membangun musala.
“Beli mercy sanggup ya... harusnya bayar kontraktor, arsitek, teknik sipil profesional untuk keamanan bangunan bisa juga ya ????.” Tulis salah satu netizen.
Netizen lainnya berkomentar kenapa pengasuh pondok lebih dahulu membeli Mobil Mercy ketimbang memperbaiki bangunan.
"Itu Mercedes-Benz yang remuk? Aje gileeee.... punya Mercedes-Benz cuy pondok pesantrennya. Kenapa duitnya gak dipakai dulu buat konstruksi yang benar ya?" Lanjut lainnya.
Lalu ada pula netizen yang memiliki tanggapan lain bahwa ada perbedaan antara uang sedekah dari para orang tua dan uang untuk bangunan.
"Kayanya emg byk org yg gk pernah tau dunia pesantren ikut berkomentar ya. Biasanya, wali murid itu emg suka kasih uang secara sukarela ke kyainya, dan itu biasanya gak kecil nominalnya, dikalikan ratusan santri. Kalo bangunan biasanya ada alokasinya, beda lagi" Jelas netizen lainnya.
Sebelumnya Abdus Salam Mujib juga pernah menjadi sorotan usai menyampaikan belasungkawa dan permintaan maaf pada keluarga korban terkait runtuhnya bangunan.
Dalam permohonan maafnya, Abdus menyebutkan peristiwa robohnya bangunan musala bisa terjadi karena takdir Allah
“Saya kira memang ini takdir dari Allah. Jadi semuanya harus bisa bersabar dan mudah-mudahan diberi ganti oleh Allah yang lebih baik.” Kata Abdus pada awak media.
Dari musibah ini, tercatat 54 orang meninggal dunia dan 104 selamat dari reruntuhan bangunan musala Ponpes Al Khoziny.
Menurut Deputi 3 Tanggap Darurat BNPB Mayor Jenderal Budi Rawan saat konferensi pers di posko kedaruratan asrama putri Ponpes Al Khoziny pada Senin, 6 Oktober 2025 bahwa peristiwa ini memakan korban paling banyak sepanjang tahun 2025.***
Sumber: koranmetro
Artikel Terkait
Lagi, Oknum Polisi di Kendal Diduga Selingkuh dengan Istri Polisi, Digerebek Propam
Keluarga Santri Korban Ponpes Ambruk Tolak Santunan, Cuma Pengen Dapat Ridho Kiayi
Selain Prajurit AL, Satu Prajurit AD Gugur dalam Rangkaian HUT TNI: Jatuh dari Tank
Pengasuh Ponpes Lirboyo Jelaskan Video Viral Santri Ikut Ngecor: Itu Amal Jariyah dan Dapat Pahala