Wildan menilai, seorang aktor politik yang bernilai tinggi dan punya posisi tawar yang meyakinkan dipastikan akan mudah diterima di partai politik yang dikehendakinya.
"Sudah banyak contohnya, politikus yang pindah partai dan mereka diterima. Sayangnya Budi Arie tidak mendapatkan privilege itu," tutur Wildan.
Dosen ilmu komunikasi Universitas Al Azhar Indonesia menyebut bahwa Budi Arie tidak cukup hanya mengganti logo Projo. Dia seharusnya mengganti nama Projo dari Pro Jokowi menjadi Prokas atau Pro Kaesang.
"Nama besar Jokowi sudah tidak relevan dilekatkan pada organisasi relawan. Jokowi tidak sedang ikut kontestasi politik. Budi Arie seharusnya berpikir maju untuk mendukung Kaesang Pangarep yang kini menjabat Ketua Umum PSI," pungkas Wildan.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Margarito Kamis: Ijazah Jokowi Harus Dipastikan Asli, Baru Ada Proses Hukum
PSI Tegas Tolak Kehadiran Budi Arie, Bro Ron: Gak Ada Gunanya Menampung Pengkhianat Jokowi!
MK Selamatkan Sebagian Wajah Bopeng NKRI
Gerindra Wajib Tolak Budi Arie, Banyak Mudharat Ketimbang Manfaat