Paham Antek-Antek Merusak Revolusi dan Pembangunan

- Selasa, 08 Juli 2025 | 13:35 WIB
Paham Antek-Antek Merusak Revolusi dan Pembangunan




OLEH: TEGUH SANTOSA

 

HARI ini rakyat Republik Rakyat Demokratik (RRD) Korea mengenang 31 tahun wafatnya pendiri dan pemimpin abadi negara itu, Kim Il Sung. Lahir pada 15 April 1912 dan meninggal dunia 8 Juli 1994 semasa hidupnya Kim Il Sung telah bertemu tidak kurang dari 70 ribu orang asing dan diakui sebagai salah satu tokoh dunia terkemuka.


Dari sekian banyak pertemuan Kim Il Sung dengan tokoh-tokoh dunia, berikut ini adalah beberapa di antaranya yang dikenang karena sarat makna.


Partai Bapak dan Partai Anak





Pada bulan Juni 1975, Kim Il Sung mengunjungi Yugoslavia atas undangan presiden saat itu, Tito. Saat berbicara dengan mitranya dari Korea, ia mengungkapkan kekagumannya atas fakta bahwa DPRK membangun sosialisme dengan caranya sendiri dan terus terang mengatakan bahwa ia dalam masalah karena tekanan dan fitnah ini dan itu.


Membaca pikirannya, Kim Il Sung mengatakan bahwa jika seseorang menganut “paham antek-antek”, ia akan menjadi idiot; jika suatu bangsa menganut “paham antek-antek”, negaranya hancur; jika suatu partai menganut “paham antek-antek”, ia merusak revolusi dan pembangunan.


Ia melanjutkan penjelasannya bahwa negaranya telah dengan tegas mempertahankan prinsip independensi dalam politik, kemandirian dalam ekonomi, dan kemandirian dalam pertahanan nasional, seraya menambahkan bahwa tidak ada partai senior maupun partai yunior dan tidak ada partai bapak maupun partai anak di dunia ini.


Mendengar ini, Tito yang menatap Kim Il Sung dengan mata terbelalak heran mengangguk setuju sambil mengulang frasa partai bapak dan partai anak. Ia sangat terkesan dengan penjelasan persuasif pemimpin Korea itu tentang posisi independen partai-partai persaudaraan.


Persik di Atas Meja


Pada bulan Mei 1993, Kim Il Sung bertemu dengan delegasi partai dari sebuah negara Afrika yang berkunjung ke RRD Korea.


Para anggota delegasi memintanya untuk memberikan penjelasan tentang pengalaman Partai Pekerja Korea yang telah menunjukkan kekuatannya yang tak terkalahkan dengan kepemimpinan yang berpengalaman dan kawakan selama hampir setengah abad.


Kim Il Sung menoleh sebentar sebelum berkata, sambil memegang buah persik di atas meja, dan berkata:


Sebuah partai harus dibangun secara menyeluruh agar menjadi seperti buah persik. Agar revolusi dan pembangunan dapat terlaksana dengan baik, perlu dicapai persatuan yang tulus antara partai dan massa rakyat di sekitar pemimpinnya. Jika diibaratkan buah persik, dagingnya dapat diibaratkan sebagai massa rakyat, benih bagi partai, dan inti bagi pemimpinnya. Persatuan tanpa inti seperti mangga tanpa benih.


Pernyataan singkat yang meyakinkan dari Kim Il Sung membawa kebenaran bagi pimpinan delegasi yang mengatakan bahwa ia akan membangun partainya seperti buah persik Korea di negaranya sendiri.


Kesan Pertama


Yang paling mengesankan dari Presiden Kim Il Sung adalah senyumnya yang hangat dan cerah seperti sinar matahari.


Halaman:

Komentar