NARASIBARU.COM -Tumbangnya pohon beringin berukuran raksasa di Taman Sriwedari Solo, disertai berjatuhannya beberapa patung para satria Pandawa seperti Kresna, Bima, dan Gatotkaca di halaman Balai Kota Solo, tempat Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka berkantor, diyakini bukan hal yang kebetulan.
Ketua DPP PDI Perjuangan, Djarot Syaiful Hidayat yang dikenal sebagai sosok yang sangat memahami tradisi spiritualitas, menanggapi peristiwa alam yang terjadi di Solo, Sabtu (11/11) lalu itu, merupakan isyarat langitan.
“Ketiga patung tersebut merupakan idola Jokowi, ini isyarat langitan yang sangat serius. Kekuatan langitan telah memberi tanda dan berbicara di Solo, mengingatkan para pemimpin agar jangan mengejar kekuasaan demi ambisi pribadi," ujar Djarot dalam keterangannya pada Selasa (14/11).
Djarot menuturkan, Indonesia ini negeri spiritual. Dalam keyakinan Nusantara, apa yang terjadi menandakan wahyu kesatria sudah berpindah bagaikan cerita wayang tentang Wahyu Cakraningrat.
Djarot lantas menyoroti beberapa peristiwa terakhir yang terjadi di mana Indonesia saat ini sangat memprihatinkan seiring terjadinya prahara di Mahkamah Konstitusi (MK).
Menurutnya, MK telah berubah menjadi Mahkamah Keluarga. Pelanggaran etik berat yang dilakukan Anwar Usman yang kini dikenal dengan sebutan Paman Gibran ditanggapi oleh alam.
“Badai melanda Solo. Pesan langitan ini menjadi simbol yang sangat penting, bahwa kekuasaan itu ada batasnya," kata Djarot.
Berkenaan dengan itu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini lantas mengajak seluruh elemen masyarakat Indonesia berdoa agar bangsa Indonesia dijauhkan dari berbagai hal negatif.
“Kita semua percaya bahwa keadilan akan ditegakkan. Kalau langitan saja sudah mengirimkan tanda dengan ambruknya pohon beringin di Solo, maka seluruh rekayasa hukum di MK harus diakhiri. Kekuasaan tidak bisa dibangun dengan ambisi. Jangan pernah gelapkan hati nurani," kata Djarot.
Lebih lanjut, Djarot pun percaya bahwa keadilan yang akan bicara. Sebab menurutnya, hadirnya pasangan Prabowo-Gibran dengan cara-cara yang dinilainya bertentangan dengan akal sehat dan kebenaran nurani telah dijawab oleh kekuatan langitan yang berasal dari kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa.
“Yang saya heran, patung para Punakawan tidak tumbang, artinya rakyat wong cilik yang akan meluruskan penyalahgunaan kekuasaan pada akhir-akhir ini," pungkasnya.
Hujan deras disertai angin kencang yang terjadi di Kota Solo pada Sabtu (11/11) lalu menyebabkan pohon beringin berukuran raksasa di pojok depan Stadion R Maladi Sriwedari termasuk patung wayang Pandawa Lima di Plaza Balai Kota Solo hancur.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Rekaman CCTV Toko 2 Hari Sebelum Dina Oktaviani Dibunuh Atasannya, Meringkuk Menangis di Belakang Meja Kasir
Pembunuhan Kasir Alfamart Dina Oktaviani Diduga Bukan Motif Ekonomi, Pelaku Tertarik Kemolekan Korban
Terungkap Saat Olah TKP, Heryanto Rudapaksa Mayat Dina Oktaviani di Ruang Tamu saat Istri Pergi
Divonis Lebih Berat dari Iqlima Kim, Razman Nasution Banding: Mungkin Hakim Agak Marah ke Saya