Adapun dalam klarifikasinya, Islah Bahrawi mengakui, video ceramahnya di Nganjuk, Jawa Timur, menjadi heboh di media sosial.
Dia menegaskan tidak ada maksud menghina Ponpes Sidogiri, baik secara institusi maupun para santrinya.
"Saya tidak tahu ada apa, tapi yang jelas kemudian ini membuat heboh dari berbagai alumni dan juga aktivitas Pesantren Sidogiri. Padahal saya ini juga pernah nyantri di Pondok Pesantren Syaikhona Kholil, di mana kiai saya itu adalah alumni Sidogiri," tuturnya.
Menurut Islah, narasi ceramah yang selalu dibawanya adalah untuk melawan politisasi agama dan menjaga ukhuwah Islamiyah serta memajukan Islam melalui ilmu pengetahuan.
Islah curiga, ada kelompok pendukung calon presiden (capres) tertentu menunggangi kasusnya.
"Saya nggak tahu kenapa kemudian itu seolah identik dengan suara dukungan terhadap capres tertentu, nah kemudian kelompok-kelompok yang mendukung capres tertentu ini juga di satu sisi menunggangi kasus ini di berbagai media," tutur Islah yang bekerja sebagai Tenaga Ahli Pencegahan Terorisme Mabes Polri.
Dia juga membuat klarifikasi bukanlah seorang aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL). Islah bahkan mengaku sangat menentang keberadaan JIL.
"Lembaga saya, Jaringan Moderat Indonesia (JMI) yang terkadang orang salah interpretasi seolah ini JIL," katanya.
"Banyak sekali kemudian kepentingan-kepentingan di luar itu yang menunggangi kasus ini, dan itu yang saya sayangkan, tapi apapun saya merasa bersalah saya sudah meminta maaf mudah-mudahan saya dimaafkan," ujar Islah menambahkan. [IndonesiaToday/Rep]
Sumber: news.republika.co.id
Artikel Terkait
Suami Wardatina Mawa Akui Sudah Menikah dengan Inara Rusli, Tunjukkan Bukti: Maskawin-Saksi Nikah
Menhan Sjafrie Warning Bahaya! Ada Negara dalam Negara, TNI Langsung Disiagakan Amankan Bandara IMIP
Isu Bandara Ilegal PT IMIP Diungkap, Said Didu: Pintu Masuk Skandal Tambang Era Jokowi?
Cara Download Snack Video Tanpa Watermark Tercepat dan Paling Mudah 2026